Senin, tanggal 24 Maret 2014
Selesai meeting untuk koordinasi dengan kolega dokter hewan yang tergabung dalam Sumatran Tiger Health Forum, yakni diwakili oleh Dr. John Lewis dari International Zoo Veterinarian Group sebagai supervisor dan dokter hewan Taman Safari Indonesia serta saya sendiri di Safari Lodge, Taman Safari Indonesia Cisarua yang membahas tentang rencana kegiatan training untuk mendukung Sumatran Tiger Diseases Surveillance, sore itu dari Cisarua saya segera menuju ke kota Bogor untuk mengikuti meeting lainnya yakni workshop untuk capacity building dokter hewan yang diadakan oleh pemerintah Amerika Serikat dan Kementerian Pertanian yang difasilitasi oleh Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI). Tanggal 24 Maret kami semua peserta workshop sudah harus check in di Hotel Santika Bogor dimana lokasi workshop diadakan. Malam itu saya sampai di Hotel Santika yang satu areal dengan Botani Square Bogor. Saat check in dikejutkan dengan nama teman sekamar saya yang telah ditentukan oleh panitia adalah laki-laki, mungkin karena namanya mirip perempuan sehingga satu kamar dengan saya. Kemudian saya menelpon salah satu panitia dari PB PDHI untuk menanyakan kemungkinan dari kami ada yang bisa dipindahkan ke kamar lainnya. Saat menelpon saya tidak tahu bahwa yang menjawab telepon saya adalah Drh. Ratni, orang yang ada disamping saya....hehe :) Baru malam itu juga saya tahu bahwa yang mengadakan acara ini adalah Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) bersama Kementerian Pertanian RI dan U.S Government yang diwakili oleh USDA dan American Embassy.
Membuat saya agak salah tingkah setelah mengetahui bahwa panitianya adalah PB PDHI, karena saya diam-diam sedang menghindari bertemu dengan Drh. Wiwiek yang menjabat Ketua Umum PB PDHI, karena saya belum melaporkan hasil perjalanan saya mengikuti konferensi ilmiah tahunan AAZV (American Association of Zoo Veterinarian) setelah pulang dari United States. Karena sebelumnya beliau pernah menanyakan saya apakah sudah pulang ke Indonesia atau belum. Saat sedang menunggu di depan lift untuk menuju kamar saya di lantai tujuh, begitu lift terbuka yang ada dihadapan saya adalah Drh. Wiwiek dan spontan beliau langsung memanggil saya dan mengajak saya berbincang-bincang sejenak dan memperkenalkan saya dengan Dr. Darunee dari Thailand yang bekerja di USDA, salah satu pemateri dalam workshop yang akan saya ikuti. Hehehe.....berusaha menghindari malah bertemu :)
Malam itu saya hanya meletakkan travel bag saya di dalam kamar hotel kemudian keluar lagi ke cafe Telapak dengan seorang teman yakni Drh. Zulvi Arsan yang juga merupakan Ketua Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Aquatik dan Eksotik Indonesia. Kebetulan kami bertemu secara tidak sengaja di lobby hotel karena beliau sedang membantu PB PDHI mempersiapkan acara workshop, mumpung bertemu maka kami merencanakan untuk ngobrol bareng malam itu dan berusaha menghubungi kolega lainnya mungkin bisa ikut bergabung dengan kami. Banyak hal yang kami diskusikan saat itu. Malam itu saya juga bolak-balik mengecek hand phone untuk melihat message dan telepon masuk dari kolega dokter hewan lainnya karena kami juga berencana untuk menjenguk seorang kolega Drh. Retno Sudarwati, yakni dokter hewan Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua yang sedang sakit di rumahnya. Seharusnya hari itu saya rapat koordinasi dengan beliau tentang rencana mengadakan training tentang sample collection guna persiapan Sumatran Tiger Diseases Surveillance bagi petugas lapangan yang bekerja secara langsung untuk harimau liar di Sumatera di Safari Lodge TSI, kebetulan beliau ditunjuk sebagai Ketua Sumatran Tiger Health Forum dan saya ditunjuk sebagai wakil beliau untuk Field Coordinator di Sumatera. Karena beliau sakit maka tidak bisa menghadiri meeting dan saya ingin menjenguknya dan sekaligus menyampaikan hasil meeting hari itu secara informal. Pada akhirnya pun saya hanya bisa berkomunikasi lewat telepon karena saya sendiri mulai malam itu jatuh sakit.
Selesai berdiskusi dengan Drh. Zulvi Arsan, saya langsung kembali ke Hotel Santika untuk beristirahat karena kondisi tubuh saya sudah menunjukkan gejala kurang sehat dan besok harus mengikuti acara workshop beberapa hari disana.
Selasa, tanggal 25 Maret 2014
Pagi itu kondisi kesehatan saya memang kurang baik, namun melihat materi workshop yang akan disampaikan menarik dan saya pun saat ini sangat membutuhkan pengetahuan tersebut membuat saya menjadi bersemangat mengikuti acara ini. Peserta workshop didominasi oleh dokter hewan dari Kementerian Pertanian dan Puskeswan, hanya beberapa dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta dua orang dokter hewan dari Kementerian Kehutanan, salah satunya saya sendiri. Pemateri kami berasal dari Thailand, yakni Dr. Darunee Tuntasuvan, Dr. Surapong Wongkrasemjit dan Dr. Sontana. Adapun materi yang diberikan dalam workshop sebagai berikut :
Sebelum workshop dimulai semua peserta harus mengikuti pre-test dan begitu juga setelah workshop selesai diadakan post-test. Namun sayangnya yang dibahas dalam workshop ini lebih banyak tentang animal domestic terutama hewan ternak, dan pertanyaan saya yang berhubungan dengan field cases pada satwa liar belum banyak terjawab dan belum dapat dijelaskan semuanya akhirnya Dr. Darunee memberikan saya alamat email dan akan memperkenalkan saya dengan kolega dokter hewan yang bekerja di satwa liar di Thailand untuk diskusi lebih lanjut.
Workshop ini berlangsung sampai dengan hari Kamis, tanggal 27 Maret 2014. Dan kami peserta workshop baru check out dari Hotel Santika pada hari Jumat tanggal 28 Maret 2014. Karena peserta workshop adalah semua berprofesi sebagai dokter hewan maka workshop ini juga sekaligus sebagai ajang reuni karena kami bisa bertemu dengan teman-teman satu alumni dari universitas masing-masing.
Selasa sore selesai acara workshop hari itu, saya bersama dua orang kolega berjalan-jalan ke Botani Square untuk membeli obat-obatan agar kondisi saya menjadi lebih baik, dan makan malam bersama diluar hotel karena pada malam hari kami memang tidak mendapat jatah makan malam. Namun pada malam-malam berikutnya saya tidak keluar hotel untuk makan malam karena badan saya demam dan hilang tenaga. Saya lebih memilih makan malam di dalam kamar dengan memesan makanan dari hotel.
Rabu, tanggal 26 Maret 2014
Kondisi kesehatan saya makin memburuk, mungkin salah satu penyebabnya karena kecapekan. Pada saat makan siang saya satu meja dengan para pemateri workshop, saya banyak berdiskusi dengan Dr. Sontana dan Dr. Darunee Tuntasuvan. Diskusi informal diluar acara lebih efektif karena punya banyak kesempatan untuk bertukar pikiran, berbeda saat berdiskusi di dalam acara workshop yang mana waktu tanya jawab sangat dibatasi. Selain itu disaat coffee break saya juga banyak berdiskusi dengan perwakilan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian terutama tentang dugaan adanya transmisi penyakit dari hewan-hewan domestik pada satwa liar. Saya pun sepertinya harus banyak belajar lagi tentang ilmu epidemiology, yang dulu waktu masih kuliah termasuk mata kuliah yang tidak saya sukai dan sekarang saya malah membutuhkannya dan harus mempelajarinya lagi, bahkan menurut saran beliau, saya diminta bergabung dengan asosiasinya dokter hewan yang berkaitan dengan itu. Di setiap workshop selalu saja ada orang-orang tertentu yang menjadi target saya untuk mendapatkan emailnya guna komunikasi lebih lanjut sebagai tempat saya bertanya, berdiskusi, berkonsultasi dan hal-hal lain yang berhubungan dengan aktivitas profesi diluar workshop. Tidak hanya acara workshop yang penting bagi saya, tapi juga mengidentifikasi dan mengenal orang-orang yang expert dibidangnya yang berhubungan dengan profesi saya juga tidak kalah penting.
Kamis, tanggal 27 Maret 2014
Kegiatan workshop tidak hanya dilaksanakan di Hotel Santika, Bogor tetapi juga di kampus Institute Pertanian Bogor (IPB). Di hari terakhir itu kegiatan kami praktek nekropsi dan menonton film dokumenter tentang cara nekropsi, koleksi sampel dan pemeriksaan laboratorium. Drh. Ratni, Drh. Zulvi serta saya sendiri sebagai operatornya secara bergantian. Begitu juga dengan dokumentasi kegiatan, kami bertiga secara bergantian sebagai petugas dokumentasi untuk PB PDHI dari hari pertama kegiatan sampai selesai.
Sejak Kamis sore sudah tidak ada acara lagi di hotel, sehingga saya berniat untuk bertemu dengan teman-teman anggota Sumatran Tiger Conservation Forum di kantor HarimauKita, kebetulan seorang teman dari Zoological Society of London yang bekerja di wilayah Sumatera Selatan juga sedang berada di Bogor, akhirnya kami semua bertemu di kantor HarimauKita. Malam itu saya berangkat ke kantor HarimauKita dengan dijemput seorang teman ke Hotel Santika. Berkumpul dengan teman-teman yang satu idealisme dan sama-sama bekerja untuk perlindungan harimau sumatera terkadang membuat lupa waktu, sekitar pukul 01.30 WIB saya baru kembali ke hotel. Baru esok harinya saya bersiap-siap untuk kembali pulang.
Training seperti ini sangat bermanfaat bagi praktisi dokter hewan untuk menunjang kinerjanya. Koleksi specimen dan pemeriksaan laboratorium merupakan hal penting sebagai upaya penegakan diagnosa guna mengetahui penyebab sakit atau kematian hewan atau satwa liar.
Selesai meeting untuk koordinasi dengan kolega dokter hewan yang tergabung dalam Sumatran Tiger Health Forum, yakni diwakili oleh Dr. John Lewis dari International Zoo Veterinarian Group sebagai supervisor dan dokter hewan Taman Safari Indonesia serta saya sendiri di Safari Lodge, Taman Safari Indonesia Cisarua yang membahas tentang rencana kegiatan training untuk mendukung Sumatran Tiger Diseases Surveillance, sore itu dari Cisarua saya segera menuju ke kota Bogor untuk mengikuti meeting lainnya yakni workshop untuk capacity building dokter hewan yang diadakan oleh pemerintah Amerika Serikat dan Kementerian Pertanian yang difasilitasi oleh Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI). Tanggal 24 Maret kami semua peserta workshop sudah harus check in di Hotel Santika Bogor dimana lokasi workshop diadakan. Malam itu saya sampai di Hotel Santika yang satu areal dengan Botani Square Bogor. Saat check in dikejutkan dengan nama teman sekamar saya yang telah ditentukan oleh panitia adalah laki-laki, mungkin karena namanya mirip perempuan sehingga satu kamar dengan saya. Kemudian saya menelpon salah satu panitia dari PB PDHI untuk menanyakan kemungkinan dari kami ada yang bisa dipindahkan ke kamar lainnya. Saat menelpon saya tidak tahu bahwa yang menjawab telepon saya adalah Drh. Ratni, orang yang ada disamping saya....hehe :) Baru malam itu juga saya tahu bahwa yang mengadakan acara ini adalah Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) bersama Kementerian Pertanian RI dan U.S Government yang diwakili oleh USDA dan American Embassy.
Specimen Collection for Laboratory Diagnosis Workshop, Santika Hotel - Bogor - West Java, 25 - 27 Maret 2014 |
Malam itu saya hanya meletakkan travel bag saya di dalam kamar hotel kemudian keluar lagi ke cafe Telapak dengan seorang teman yakni Drh. Zulvi Arsan yang juga merupakan Ketua Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Aquatik dan Eksotik Indonesia. Kebetulan kami bertemu secara tidak sengaja di lobby hotel karena beliau sedang membantu PB PDHI mempersiapkan acara workshop, mumpung bertemu maka kami merencanakan untuk ngobrol bareng malam itu dan berusaha menghubungi kolega lainnya mungkin bisa ikut bergabung dengan kami. Banyak hal yang kami diskusikan saat itu. Malam itu saya juga bolak-balik mengecek hand phone untuk melihat message dan telepon masuk dari kolega dokter hewan lainnya karena kami juga berencana untuk menjenguk seorang kolega Drh. Retno Sudarwati, yakni dokter hewan Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua yang sedang sakit di rumahnya. Seharusnya hari itu saya rapat koordinasi dengan beliau tentang rencana mengadakan training tentang sample collection guna persiapan Sumatran Tiger Diseases Surveillance bagi petugas lapangan yang bekerja secara langsung untuk harimau liar di Sumatera di Safari Lodge TSI, kebetulan beliau ditunjuk sebagai Ketua Sumatran Tiger Health Forum dan saya ditunjuk sebagai wakil beliau untuk Field Coordinator di Sumatera. Karena beliau sakit maka tidak bisa menghadiri meeting dan saya ingin menjenguknya dan sekaligus menyampaikan hasil meeting hari itu secara informal. Pada akhirnya pun saya hanya bisa berkomunikasi lewat telepon karena saya sendiri mulai malam itu jatuh sakit.
Selesai berdiskusi dengan Drh. Zulvi Arsan, saya langsung kembali ke Hotel Santika untuk beristirahat karena kondisi tubuh saya sudah menunjukkan gejala kurang sehat dan besok harus mengikuti acara workshop beberapa hari disana.
Selasa, tanggal 25 Maret 2014
Bersama pemateri workshop : Dr. Surapong Wongkrasemjit, Dr. Sontana dan Dr. Darunee Tuntasuvan |
1
|
Introduction
and preparation for specimen collection
|
2
|
History
taking & clean verses infected zones
|
3
|
Sample
from live animal, carcass and environment
|
4
|
Sample
collection, packing and transport
|
5
|
Basic
laboratory tests (pathogen)
|
6
|
Basic
laboratory tests (chemical agent)
|
7
|
Avian
necropsy
|
8
|
Mammal
necropsy
|
9
|
Gross
pathology to enhance diagnosis
|
10
|
Demonstration
: Necropsy
|
11
|
Demonstration
: Specimen collection & discussion
|
Sebelum workshop dimulai semua peserta harus mengikuti pre-test dan begitu juga setelah workshop selesai diadakan post-test. Namun sayangnya yang dibahas dalam workshop ini lebih banyak tentang animal domestic terutama hewan ternak, dan pertanyaan saya yang berhubungan dengan field cases pada satwa liar belum banyak terjawab dan belum dapat dijelaskan semuanya akhirnya Dr. Darunee memberikan saya alamat email dan akan memperkenalkan saya dengan kolega dokter hewan yang bekerja di satwa liar di Thailand untuk diskusi lebih lanjut.
Alumnus Faculty of Veterinary Medicine, Airlangga University |
Selasa sore selesai acara workshop hari itu, saya bersama dua orang kolega berjalan-jalan ke Botani Square untuk membeli obat-obatan agar kondisi saya menjadi lebih baik, dan makan malam bersama diluar hotel karena pada malam hari kami memang tidak mendapat jatah makan malam. Namun pada malam-malam berikutnya saya tidak keluar hotel untuk makan malam karena badan saya demam dan hilang tenaga. Saya lebih memilih makan malam di dalam kamar dengan memesan makanan dari hotel.
Rabu, tanggal 26 Maret 2014
Kondisi kesehatan saya makin memburuk, mungkin salah satu penyebabnya karena kecapekan. Pada saat makan siang saya satu meja dengan para pemateri workshop, saya banyak berdiskusi dengan Dr. Sontana dan Dr. Darunee Tuntasuvan. Diskusi informal diluar acara lebih efektif karena punya banyak kesempatan untuk bertukar pikiran, berbeda saat berdiskusi di dalam acara workshop yang mana waktu tanya jawab sangat dibatasi. Selain itu disaat coffee break saya juga banyak berdiskusi dengan perwakilan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian terutama tentang dugaan adanya transmisi penyakit dari hewan-hewan domestik pada satwa liar. Saya pun sepertinya harus banyak belajar lagi tentang ilmu epidemiology, yang dulu waktu masih kuliah termasuk mata kuliah yang tidak saya sukai dan sekarang saya malah membutuhkannya dan harus mempelajarinya lagi, bahkan menurut saran beliau, saya diminta bergabung dengan asosiasinya dokter hewan yang berkaitan dengan itu. Di setiap workshop selalu saja ada orang-orang tertentu yang menjadi target saya untuk mendapatkan emailnya guna komunikasi lebih lanjut sebagai tempat saya bertanya, berdiskusi, berkonsultasi dan hal-hal lain yang berhubungan dengan aktivitas profesi diluar workshop. Tidak hanya acara workshop yang penting bagi saya, tapi juga mengidentifikasi dan mengenal orang-orang yang expert dibidangnya yang berhubungan dengan profesi saya juga tidak kalah penting.
Kamis, tanggal 27 Maret 2014
Praktek Nekropsi di FKH - IPB |
Sejak Kamis sore sudah tidak ada acara lagi di hotel, sehingga saya berniat untuk bertemu dengan teman-teman anggota Sumatran Tiger Conservation Forum di kantor HarimauKita, kebetulan seorang teman dari Zoological Society of London yang bekerja di wilayah Sumatera Selatan juga sedang berada di Bogor, akhirnya kami semua bertemu di kantor HarimauKita. Malam itu saya berangkat ke kantor HarimauKita dengan dijemput seorang teman ke Hotel Santika. Berkumpul dengan teman-teman yang satu idealisme dan sama-sama bekerja untuk perlindungan harimau sumatera terkadang membuat lupa waktu, sekitar pukul 01.30 WIB saya baru kembali ke hotel. Baru esok harinya saya bersiap-siap untuk kembali pulang.
Training seperti ini sangat bermanfaat bagi praktisi dokter hewan untuk menunjang kinerjanya. Koleksi specimen dan pemeriksaan laboratorium merupakan hal penting sebagai upaya penegakan diagnosa guna mengetahui penyebab sakit atau kematian hewan atau satwa liar.