Rabu, 21 Mei 2014

Volunteers for Our Tiger


Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) bernama Elsa 
yang dievakuasi dari jerat pemburu liar
Menjalani perawatan medis di BKSDA Bengkulu. 
Photo sebelum menjalani operasi amputasi
Sudah 52 hari seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) bernama Elsa dalam perawatan pasca rescue dan operasi amputasi kaki depan di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu. Tim yang dibentuk untuk ditugaskan memberi perawatan harimau tersebut pun tidak berjalan semestinya walaupun telah dikeluarkan Surat Perintah Tugas dari BKSDA Bengkulu.

Namun kami memiliki tim relawan yang selalu bersedia kapan saja untuk bekerja bagi satwa liar. Tidak perlu menggunakan surat perintah ataupun sejenisnya untuk menggerakan mereka. Dan tidak perlu harus memberi honor karena kami pun tidak memiliki uang untuk bisa membayar mereka.  Mereka adalah orang-orang pilihan. Pilihan diantara orang-orang yang bekerja hanya berorientasi uang, yang hanya mau bergerak bila ada uang honor untuk dirinya. Tanpa itu mereka selalu siap sedia membantu setiap kali kami mempunyai pasien harimau yang harus dirawat dalam jangka waktu lama. Tanpa mereka, dokter hewan tidak akan bisa bekerja dengan baik. Kami saling mendukung satu sama lain. Bahkan beberapa diantara kami adalah perintis dibentuknya Tim Rescue Satwa Liar di Balai KSDA Bengkulu beberapa tahun yang lalu untuk memenuhi kebutuhan akan adanya sebuah tim yang memiliki kemampuan dalam penyelamatan dan penanganan satwa liar terutama harimau sumatera.

Jadi, siapakah mereka para relawan yang saat ini bekerja untuk perawatan harimau sumatera bernama Elsa ? Inilah orangnya :

Gita Puspita Abriyani, S.Hut
Namanya Gita Puspita Abriyani, S.Hut atau biasa dipanggil Gita. Sehari-hari dia menjabat sebagai Penyuluh di Balai KSDA Bengkulu. Di awal kerjanya di BKSDA Bengkulu dia ikut dalam Tim mitigasi konflik antara manusia dengan harimau di sebuah desa di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Dan pernah mengikuti tim rescue untuk evakuasi harimau terjerat di Hutan Produksi Air Rami, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Setiap ada kegiatan penanganan harimau terjerat atau korban konflik, dia seringkali ikut serta membantu dokter hewan dalam operasi harimau atau pemeriksaan kesehatan harimau dan satwa liar lainnya, seperti membantu monitoring vital signs (monitoring frekuensi nafas, frekuensi pulsus, tempertaure tubuh) selama proses pembiusan, recording immobilisasi, data fisiologi dan morfometri. Tidak memiliki background keilmuwan di dunia kedokteran hewan, namun kondisi pekerjaan yang menuntutnya untuk menjadi multi talenta dalam membantu dokter hewan dalam penanganan satwa liar secara sukarela. Tidak hanya penanganan harimau tetapi juga telah biasa membantu penanganan darurat untuk rusa tutul. Disamping pekerjaan utamanya sebagai penyuluh, sehari-hari dia juga membantu mengelola dana pakan harimau dari berbagai sumber dan mengatur agar dana tersebut mencukupi untuk pakan harimau Elsa berapapun jumlahnya yang diperoleh.


Pujonggo
Namanya Pujonggo, atau biasa dipanggil dengan sebutan Pujo. Dia alumni SKMA, juga tidak memiliki background ilmu kedokteran hewan namun telah seringkali membantu dokter hewan dalam penyelamatan harimau dari jerat pemburu liar seperti di Kabupaten Mukomuko, di Kabupaten Lebong dan di Kabupaten Kaur, dan membantu kegiatan penangan medis harimau pasca rescue. Mungkin bisa dikatakan bahwa hampir setiap kali saya melakukan pembiusan harimau dia selalu ada untuk membantu. Dia adalah salah satu orang yang bisa saya percaya untuk membantu dibidang medis, tidak hanya pada harimau tetapi juga pada rusa tutul, beruang dan lain-lain. Pekerjaan utamanya adalah staff Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) yang ditugaskan di Tim Pengendalian Kebakaran Hutan, namun setiap kali ada kegiatan penanganan medis harimau, dia siap membantu. Dia sangat terampil dalam membantu dokter hewan melakukan monitoring vital signs, recording immobilisasi, data fisiologi dan morfometri, koleksi specimen, membantu penanganan kondisi darurat pada satwa liar, serta membantu operasi harimau. Dalam penyelamatan harimau sumatera bernama Elsa, dia sangat berperan penting dalam membantu dokter hewan saat melakukan evakuasi harimau dari jerat pemburu liar di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu dan juga membantu dokter hewan dalam operasi amputasi kaki depan harimau Elsa.


Rinaldi Syafer, SP
Namanya Rinaldi Syafer, kami biasa memanggilnya Syafer. Dia saat ini bekerja sebagai staff Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) di Seksi KSDA Wilayah II dengan wilayah tugas di wilayah Bengkulu bagian selatan. Dia juga tidak memiliki background ilmu kedokteran hewan, karena dia adalah alumni sekolah kehutanan atau SKMA. Dia telah membantu dokter hewan dalam penanganan medis di lapangan pasca rescue harimau Elsa dari jerat pemburu liar. Membantu medis dalam recording data morfometri dan penanganan darurat dari efek samping obat bius yang merugikan. Selain itu dia juga pernah membantu dokter hewan dalam pengambilan sampel dan pengobatan rusa sambar yang diduga terkena wabah penyakit menular. Dalam perawatan harimau Elsa ini tugasnya adalah berurusan dengan pihak otoritas yakni BKSDA Bengkulu, baik yang berhubungan dengan birokrasi dan administrasi maupun mendesak otoritas untuk membantu perawatan harimau sumatera tersebut.


Lukman Efendi
Bapak yang satu ini sehari-hari bertugas sebagai penjaga kantor BKSDA Bengkulu dan tinggal berdampingan dengan lokasi kandang perawatan harimau Elsa. Namanya Lukman, tapi kami biasa memanggilnya Bungsu. Selain tugas utamanya menjaga kantor dan membersihkan kantor BKSDA, dia terkadang juga mendapat tambahan tugas untuk merawat satwa liar, seperti beruang madu 'Jony', kucing kuwuk 'Felix' dan juga menjaga keamanan harimau sumatera bernama Elsa. Dia yang selalu memeriksa kondisi harimau di malam hari, juga memeriksa kondisi air minum yang harus tersedia ad libitum (mengalir sepanjang hari) dan bila menemukan perilaku harimau yang tidak normal atau ada gejala-gejala yang tidak normal di malam hari, dialah orang pertama yang melaporkannya kepada dokter hewan untuk mendapatkan penanganan secepatnya. Dia juga sangat membantu dalam hal yang berhubungan dengan perbaikan kandang dan sanitasi kandang perawatan.


Rico Delios, SH
Namanya Rico, saat ini bekerja sebagai tenaga honor di Kantor Resort KSDA Kota Bengkulu. Sudah beberapa kali dia bekerja membantu untuk memberi makan harimau yang sedang dalam perawatan medis, mulai dari harimau Mekar, Tarisa, Dara, Tesa dan sekarang Elsa. Juga pernah ikut kami beberapa kali dalam kegiatan mitigasi konflik harimau dengan manusia di Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Utara. Selain pekerjaan utamanya di kantor resort kota dan kesibukannya kuliah di Fakultas Hukum, sehari-hari dia harus bolak-balik dari kantor resort kota ke kantor Balai KSDA Bengkulu untuk memberi makan harimau Elsa, serta mendokumentasikan kegiatan tersebut. Selain itu setiap pagi dan sore hari harus ke pasar tradisional untuk mencari pakan harimau serta seringkali survey harga daging dan ayam kampung hidup yang termurah, karena dia harus memberi makan selama dua kali dalam sehari menyesuaikan dengan jadwal pemberian obat-obatan per oral. Dia juga membantu pengobatan lokal pada luka bekas amputasi setiap harinya.


Deri Utami, S.Kom
Namanya Deri Utami, panggilannya Deri, latar belakang pendidikannya adalah Ilmu Komunikasi. Saat ini bekerja sebagai tenaga honor BKSDA Bengkulu yang ditugaskan di bagian Humas untuk memberi pelayanan publik mengenai pengurusan Simaksi (Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi). Beberapa kali pernah membantu dokter hewan dalam rescue harimau dari jerat pemburu liar, penanganan dan pemeriksaan kesehatan harimau, rusa tutul, rusa sambar dan satwa liar lainnya. Dalam perawatan harimau Elsa, dia banyak membantu dalam pengadaan/ belanja obat-obatan dan peralatan medis yang dibutuhkan oleh dokter hewan, serta membantu operasi amputasi kaki depan harimau Elsa, bersama tim ikut membantu monitoring vital signs selama pembiusan.


Erni Suyanti Musabine
Sebagai medik veteriner (dokter hewan) di BKSDA Bengkulu tentu saya selalu bertugas dalam setiap upaya penyelamatan harimau sumatera dari jerat pemburu liar, konflik dengan manusia ataupun karena sakit dan penyakit, juga melakukan pemeriksaan forensik pada satwa liar korban kejahatan (wildlife crime). Mulai aktif bekerja untuk penyelamatan dan penanganan medis harimau sumatera sejak tahun 2007 sampai dengan sekarang. Dan saat ini sedang merawat harimau Elsa korban perburuan di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Selain harimau Elsa, bersama tim kami sudah berhasil mengevakuasi 5 ekor harimau sumatera lainnya dari jerat pemburu liar dan seekor macan dahan, satu diantaranya telah berhasil dilepasliarkan kembali setelah mendapatkan perawatan medis selama 29 hari. Dan mengevakuasi serta memberikan penanganan medis terhadap 7 ekor harimau sumatera lainnya yang terlibat konflik dengan manusia, ditemukan sakit dan berperilaku abnormal, tertembak dan keracunan. Belum lagi termasuk satwa liar lainnya selain harimau sumatera.

Dalam perawatan harimau Elsa, tentu tugas utama saya adalah memberikan pengobatan sejak masih berada di lokasi terjerat sampai berada dalam kandang perawatan pasca operasi amputasi kaki depan serta membuat pelaporan baik kepada pihak otoritas maupun pihak lain yang membantu. Dan pekerjaan terberat malah diluar kegiatan medis, yakni selanjutnya mencari relawan orang-orang yang bersedia membantu perawatan dengan sukarela, karena memang tidak ada honor bagi mereka setiap membantu kegiatan medis, yang dibutuhkan hanya orang-orang yang punya empati terhadap satwa liar. Pekerjaan berat lainnya adalah bahwa saya pun masih harus melakukan pencarian dana kepihak lain agar harimau yang dalam perawatan medis agar tetap bisa makan sesuai kebutuhan dan bisa membeli obat-obatan yang diperlukan. Karena satwa liar tidak mengenal birokrasi dan administrasi dan tidak bisa menunggu ketidakpastian, yang dia butuhkan hanyalah pakan yang cukup dan pengobatan. Karena kami menyadari bahwa kami tidak bisa tergantung sepenuhnya pada pihak otoritas yang belum tentu memiliki dana khusus untuk perawatan harimau bermasalah. Tidak hanya cukup disitu, setiap hal yang berhubungan dengan kebutuhan satwa liar baik berupa perbaikan kandang perawatan, fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung perawatan, pakan satwa dan lain-lain, sepertinya rekan kerja sendiri pun lebih menyukai menanyakannya dan memintanya kepada saya dan bukannya kepada para pejabat terkait pengambil kebijakan. Seolah-olah harimau tersebut adalah milik kami pribadi dan kamilah yang harus bertanggung jawab semuanya terhadap perawatan harimau termasuk bertanggung jawab secara financial. Saya sangat beruntung masih memiliki segelintir rekan kerja yang bisa diajak bekerja secara sukarela meski tanpa ada anggaran proyek dari negara untuk mendukung kegiatan, sehingga setiap kegiatan penanganan satwa liar yang dalam perawatan medis tidak pernah ada kendala. Dan bersyukur memiliki teman-teman diluar Bengkulu yang turut peduli pada setiap satwa liar yang kami rawat dan merekalah yang membantu kami dengan memberikan donasi untuk perawatan harimau tersebut.

Maka bila ada pihak-pihak tertentu yang menjadikan satwa liar terutama harimau sumatera sebagai obyek komoditas untuk mendapatkan dana dengan mengatasnamakan kepentingan harimau guna mencari keuntungan bagi dirinya sendiri ataupun sekelompok orang dan tidak untuk harimau, mereka yang sesungguhnya adalah golongan orang-orang yang tidak peduli terhadap konservasi harimau sumatera.

Note :
Bagi pihak lain yang ingin membantu donasi bagi perawatan harimau sumatera bernama Elsa di BKSDA Bengkulu maka bisa menghubungi Animals Indonesia. E-mail : wildjava@animalsindonesia.org Dan bisa mencari informasi di link ini www.animalsindonesia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar