Minggu, 12 Januari 2014

Camping di Lereng Gunung Lawu



Di awal tahun 2014 diadakan acara annual meeting (rapat tahunan) Centre for Orangutan Protection (COP) di Sleman Yogyakarta, yang diikuti oleh seluruh staff COP baik yang berada di Yogyakarta, Jakarta, Malang dan Kalimantan, hanya yang dari Solo yang tidak bisa hadir. Dan saya sebagai board members juga diundang untuk hadir dalam rapat tersebut. Dari beberapa orang anggota dewan penasehat COP hanya saya sendiri yang bisa menghadiri rapat tahunan kali ini, karena yang lain tidak bisa meluangkan waktu karena kesibukan masing-masing di tempat mereka bekerja.

Slope of Mount. Lawu - Central Java

Annual meeting diakhiri dengan acara wild trip, yakni perjalanan ke alam bebas dengan pilihan tempat yang telah disepakati adalah di lereng Gunung Lawu di Karanganyar - Jawa Tengah. Tidak ada agenda khusus dalam acara santai ini, kami dibebaskan menikmati waktu selama camping sesuai dengan keinginan masing-masing.

Kamis, tanggal 9 Januari 2014
Mulai tanggal 9 Januari 2014 kami sudah sibuk mempersiapkan logistik untuk keperluan camping, bersama 4 orang staff COP yakni Dina, Reza, Paulinus, Hery dan seorang volunteer yakni Ipul dan saya sendiri berbelanja logistik ke sebuah supermarket di Yogyakarta. Sebelumnya saya bersama kawan-kawan membuat list/ daftar bahan logistik yang akan dibawa sesuai kebutuhan.  Tidak hanya itu kami juga mendaftar peralatan camping yang dibutuhkan, seperti tenda, matras, tranqia, senter, sleeping bag, nesting, peralatan makan dan lain-lain.  Ini termasuk salah satu management perjalanan untuk kegiatan di alam bebas. Musibah yang terjadi dalam berkegiatan di alam bebas bisa disebabkan karena management perjalanan yang kurang baik, karena orang mengabaikan kebutuhan logistik, peralatan pendukung, cuaca dan suhu lingkungan serta faktor-faktor alam lainnya, karena yang dibutuhkan tidak hanya kesiapan fisik semata. Melakukan perjalanan ke alam bebas sama seperti kita akan melakukan pembiusan pada satwa liar, yakni lebih baik mencegah hal buruk terjadi dengan mempersiapkan diri dan kebutuhan yang diperlukan sebaik mungkin untuk mencegah sebelum hal buruk itu benar-benar terjadi.

Malam itu kami mulai packing (berkemas) peralatan pribadi, seperti baju, jacket (baju hangat), sleeping bag, dan lainnya. Dilanjutkan esok harinya, packing logistik dan peralatan camping yang akan dibawa. Beberapa tahun sebelumnya saat saya masih kuliah, saya pernah mendaki Gunung Lawu dari Jawa Timur dan turun di Jawa Tengah. Satu hal yang saya masih ingat, bahwa temperatur disana sangat dingin bahkan di pintu pertama jalur pendakian sudah terasa dingin menusuk tulang. Untuk itu dalam perjalanan kali ini perlengkapan untuk menahan dingin wajib dibawa, seperti jacket, syal leher, penutup telinga, kaos kaki tebal dan sleeping bag untuk menghindari hypothermia.

Jumat, tanggal 10 Januari 2014
Pagi itu kami berangkat dari kantor Ape Warrior di Sleman Yogyakarta menggunakan tiga buah mobil menuju Karanganyar, Jawa Tengah.  Di perjalanan masih harus menjemput seorang staff Ape Warrior di Solo Jawa Tengah. Dan berhenti di pasar terdekat di Tawangmangu untuk berbelanja sayuran dan kuliner.

Sebelum akhirnya sampai di desa terdekat dari lokasi camping ground, mobil kami sempat beberapa kali salah arah. Kami tiba di lokasi menjelang sore hari dan disambut oleh hujan dan kabut. Udara tak sedingin dahulu, bahkan saya pun tidak mengenakan jacket saat turun dari mobil dan mulai berjalan.  Perubahan lingkungan sekitar berpengaruh besar terhadap perubahan suhu.

Kami berjalan di jalan setapak beringinan sambil membawa backpack dan ransel masing-masing melewati ladang pertanian masyarakat dan kawasan Perhutani Unit I Jawa Tengah, tepatnya di lereng Gunung Lawu bagian utara. Bagi saya kawasan itu lebih mirip Hutan Tanaman Industri karena jenis tanaman yang ditanam monokultur. Tak satupun kami melihat satwa liar sepanjang perjalanan kecuali burung.  

the Summit of Hargo Dumilah - Mount. Lawu
looks from camping ground
Kebetulan Ipul berada paling depan dan saya mengikuti dibelakangnya, kami mencari lokasi yang nyaman untuk camping, akhirnya pilihan jatuh pada lokasi yang dekat sumber air dengan pemandagan bagus yakni puncak Hargo Dumilah dari Gunung Lawu. Di bawah sana ada aliran sungai yang tak jauh dari lokasi camping, namun untuk menuju kesana ada jalan kecil yang turunnya sangat licin dan curam. Naik turun di jalan kecil itu sudah seperti extra exercise, karena membuat jantung akan berdetak kencang dan nafas ngos-ngosan.

Sore itu kami langsung mendirikan tenda sebelum hari gelap.  Kemudian dilanjutkan persiapan memasak untuk makan malam. Kami melakukan pembagian tugas, ada yang membuat sambal, ada yang menggoreng tempe, ada yang memasak nasi, memasak sarden dan ada yang membuat mie goreng. Masak-memasak di alam bebas merupakan salah satu kegiatan yang menghibur. Sore itu saya juga berencana untuk pergi ke sungai karena ingin membersihkan badan dan sikat gigi, untuk itu saya tidak ingin ditemani siapapun. Baju di badan saya basah karena kehujanan saat perjalanan dan saya tidak memiliki raincoat. Waktu hampir gelap, memang sebenarnya tidak bagus untuk pergi sendirian di tempat seperti itu. Sesampainya dibawah melihat air bening, terasa segar dan dingin, tak sabar untuk mencuci muka dan membersihkan badan sekedarnya, karena untuk mandi tidak memungkinkan lagi. Disekitar sungai semak belukar tinggi yang menghalangi pandangan dari sungai ke jalan setapak. Beruntung di tempat itu tidak ada binatang buas. Disekitar sungai juga tampak bekas banyak sesajen yang diletakkan di bawah pohon dan dipinggir sungai. Sempat berpikir apakah tempat ini angker ? Hari yang menjelang gelap memudarkan hal-hal yang menyeramkan dipikiranku dan memaksaku untuk cepat-cepat keluar dari sungai sebelum jalan tak terlihat lagi karena saya pun tidak membawa senter atau head lamp. Malam itu saya berganti baju yang kering di tenda dan mulai memakai segala perlengkapan untuk menahan dingin, yakni jacket polar, kaos kaki tebal, syal leher dan penutup telinga. 

making a campfire, playing guitar and singing
at the slope of Mount. Lawu
Waktunya makan malam bersama. Apapun menunya bila makannya di tempat terbuka seperti itu semua akan terasa nikmat. Malam itu kami habiskan untuk berkumpul bersama di luar tenda, membuat api unggun, bermain gitar dan bernyanyi serta membuat minuman hangat. Kondisi tubuhku yang sedang tidak sehat namun tidak menghalangi saya untuk bergabung dengan mereka hingga dini hari. Setelah terasa mengantuk baru kami masuk ke tenda masing-masing.

Sabtu, tanggal 11 Januari 2014
Pagi itu diawali dengan kegiatan masak-memasak. Saya hanya membantu mengupas buah mangga untuk hidangan pencuci mulut. Menu makanan lainnya sudah dibuat oleh kawan-kawan.  Setelah sarapan dilanjutkan foto bersama dan permainan, namun saya tidak ikut bergabung. Saya memilih membantu teman lainnya untuk memulai membongkar tenda satu persatu. Selesailah kegiatan camping hari itu, dan kami kembali pulang menuju Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar