Levamisole (C11H12N2S) merupakan turunan sintetis dari Imidazothiazole, yang dipasarkan sebagai garam hidrokhlorida.
Sumatran Elephant 'Ucok' at the Seblat Elephant Conservation Center - Bengkulu. Photo : Erni Suyanti Musabine |
Kegunaan Levamisole
Levamisole pada awalnya digunakan sebagai antihelminthic untuk mengobati infestasi cacing pada manusia dan hewan. Selain itu juga digunakan sebagai immunomodulator, yakni untuk pengobatan rheumatoid arthritis. Pada tahun 1999 dan 2003 obat ini telah ditarik dari pasaran di Amerika Serikat dan Kanada karena resiko efek samping yang serius dan merugikan kesehatan. Namun masih disetujui sebagai antihelminthic (obat cacing) dalam kedokteran hewan.
Penggunaan levamisole pada ternak ruminansia untuk membasmi cacing Nematoda. Dan sangat efektif untuk membasmi Ascariasis. Juga digunakan sebagai obat yang efektif untuk membasmi infestasi cacing gelang pada ikan air tawar tropis. Dan tidak efektif untuk pengobatan infestasi parasit cacing Trematoda. Obat cacing ini tidak umum digunakan pada kuda. Gajah memiliki anatomi fisiologi yang lebih mirip dengan kuda, sama-sama termasuk hewan monogastric atau berlambung tunggal. Sehingga kuda bisa dijadikan acuan dalam pengobatan gajah.
Clinical Signs :
Pemberian obat cacing Levamisole pada gajah melebihi dosis optimal akan menyebabkan satwa keracunan karena over dosis. Adapun gejala klinis yang ditunjukkan oleh beberapa ekor gajah sumatera yang mengalami keracunan levamisole sebagai berikut :
Gajah
jinak menjadi sulit diperintah oleh mahout dan sulit dikendalikan; perilaku
gajah menjadi agresif; berlari-lari mondar-mandir; excitement; kemudian tampak diam saja
seperti terimmobilisasi; kehilangan nafsu makan dan minum; belalai lemah dan
jatuh serta tidak mampu untuk mengambil makanan; kaki tremor (gemetar); belalai
dan bibir juga tremor (gemetar); demam (suhu tubuh meningkat); diare; bloat
(kembung); lemah; kesadaran menurun (lethargy); ambruk dan akhirnya kehilangan
kesadaran.
|
Psychologichal Effects
Namun untuk trauma psikologis pada gajah terhadap obat-obatan per oral akan bisa berlangsung berbulan-bulan bahkan sampai 2 tahun setelah keracunan, gajah akan terus menolak diberikan obat-obatan apapun per oral. Mungkin ini disebabkan karena gajah memiliki daya ingat yang sangat kuat, sehingga pengaruh obat yang merugikan pada tubuhnya pun akan selalu diingat dan membuatnya menolak pemberian obat-obatan per oral. Dan terapi psikologis akan jauh lebih sulit karena diperlukan pendekatan khusus secara terus-menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar