Bulan Februari 2013, saya mendapat undangan dari Zoological Society of London untuk mengikuti Training dan Diskusi tentang rencana penangkapan harimau sumatera untuk tujuan penelitian dengan pemasangan GPS Collar yang diadakan di BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Sumatera Selatan di Palembang. Acara tersebut selain diikuti oleh tim dari ZSL, BKSDA Sumatera Selatan juga diikuti oleh beberapa orang yang diundang dari BKSDA Bengkulu, BKSDA Jambi, Taman Nasional Way Kambas, Kebun Binatang Jambi serta Taman Safari I Cisarua Bogor. Acara dilaksanakan mulai tanggal 25 Februari s/d 27 Februari 2013.
Persiapan Kegiatan Penangkapan dan Penanganan Harimau Sumatera untuk Penelitian dengan GPS Collar di BKSDA Sumatera Selatan |
Saya baru bisa mengikuti acara tersebut tanggal 26 Februari 2013 karena masih harus memberikan pengobatan pada seekor harimau sumatera yang direscue oleh tim BKSDA Bengkulu dari Kabupaten Seluma. Sebelum berangkat malam itu tanggal 25 Februari 2013, siang harinya saya telah mempersiapkan obat-obatan yang harus diberikan oleh perawat satwa kepada harimau setiap harinya selama saya tidak ada di Bengkulu. Berangkat malam itu pukul 19.00 WIB dengan menggunakan travel menuju kota Palembang. Esok harinya sekitar pukul 09.00 WIB akhirnya sampai juga di Hotel Feodora tempat saya akan menginap nantinya. Setelah hampir 9 tahun lamanya akhirnya saya menginjakkan kaki kembali ke Kota Palembang, sebuah kota yang memberikan kenangan tersendiri bagi saya di waktu lalu.
Selasa, Tanggal 26 Februari 2013
Setelah meletakkan daypack saya di kamar hotel dan membersihkan diri dengan air hangat, berharap peredaran darah di tubuhku lancar kembali sehingga tidak mengantuk selama mengikuti acara, mengingat semalaman di dalam mobil saya tidak bisa tidur. Akhirnya mendapat telepon dari seorang teman dari ZSL bahwa dia telah menunggu di lobby hotel untuk kemudian bersama-sama pergi ke kantor BKSDA Sumatera Selatan. Di dalam ruangan ada beberapa orang yang telah kukenal sebelumnya karena sering bertemu dalam workshop, training dan acara-acara yang berhubungan dengan konservasi satwa liar sebelumnya, dan akhirnya menyapa satu persatu, dan ada beberapa orang yang belum kukenal terutama dari BKSDA Sumatera Selatan.
Materi yang disampaikan hari itu tentang prosedur penanganan harimau sumatera pasca penangkapan sampai dengan pelepasliaran kembali, yang disampaikan oleh kolega dokter hewan dari Taman Safari Indonesia I Bogor dan diakhiri dengan diskusi. Materi yang didiskusikan adalah contoh kasus tentang Penanganan harimau yang tertangkap (terjerat maupun masuk kandang perangkap) dan harus didiskusikan oleh masing-masing kelompok dan dipresentasikan. Kebetulan saya mendapat tugas untuk mewakili kelompok saya mempresentasikan hasil diskusi kami. Ada dua kasus yang harus didiskusikan yakni :
- Cara penanganan/ penyelamatan harimau terjerat.
- Cara penanganan harimau yang masuk kandang perangkap dan akan dilepasliarkan kembali dan wartawan akan meliputnya.
Sungai Musi dan Jembatan Ampera |
Benteng Kuto Besak |
Setelah selesai acara sore itu, saya menghabiskan waktu di sore itu berjalan-jalan dengan para kolega dokter hewan dari BKSDA Sumatera Selatan, Kebun Binatang Jambi dan Taman Nasional Way Kambas Lampung. Mencari souvenir kain batik khas Palembang, kemudian wisata kuliner dengan makan bersama di Vico Restaurant yang menyediakan makanan khas Palembang. Ada satu makanan yang saya sukai, yakni es kacang yang terbuat dari kacang merah, rupanya minuman itu juga menjadi menu favorit di restoran tersebut. Jalan-jalan sore itu diakhiri dengan mengunjungi Jembatan Ampera yang merupakan icon Kota Palembang dan Benteng Kuto Besak. Sembilan (9) tahun yang lalu saya pernah mengunjungi tempat ini bahkan menyewa perahu untuk menelusuri Sungai Musi disekitar Jembatan Ampera dengan seorang teman. Saat dalam perjalanan saya dihubungi oleh seorang teman lama yang bekerja di Zoological Society of London yang mengatakan bahwa dia telah sampai di Palembang, akhirnya kami berencana untuk bertemu dan ngobrol setelah saya pulang jalan-jalan bersama teman-teman dokter hewan dan kembali ke hotel.
Malam itu kami kembali ke hotel dan menuju kamar masing-masing. Karena terlalu capek akhirnya sayapun ketiduran. Tak lama kemudian seorang teman menghubungi saya mengajak makan malam bersama di restoran hotel. Saat kami menuju restoran ternyata semua makanan telah habis, karena kami telat makan malam, waktu itu menunjukkan pukul 21.00 WIB. Akhirnya kami memutuskan mencari makan malam diluar yang tak jauh dari hotel. Tak lama kemudian saya dihubungi oleh seorang teman dari ZSL yang dari tadi mengajak saya bertemu dan ngobrol. Masuk halaman hotel terlihat mobilnya telah parkir di halaman, dan terlihat beberapa teman dari ZSL sedang berada disana. Sore tadi waktuku dihabiskan jalan-jalan dan ngobrol bersama teman-teman wanita, dan malam ini ganti menghabiskan waktu untuk ngobrol dengan teman-teman pria. Akhirnya kami bergabung untuk ngobrol di halaman parkir tersebut sampai malam, setelah merasa mengantuk kami baru memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing.
Rabu, Tanggal 27 Februari 2013
Pagi itu saya terlihat lebih fresh karena malamnya punya cukup waktu untuk beristirahat. Saya bangun sekitar pukul 05.00 WIB. Membuka internet dan cek email masuk. Pukul 08.00 WIB baru berangkat ke BKSDA Sumatera Selatan. Hari itu kami refresh materi kembali, kebetulan ZSL meminta saya untuk mengisi materi pagi itu, yakni tentang penanganan medis harimau yang telah tertangkap, dan memberikan contoh/ gambaran secara langsung mengenai tugas masing-masing anggota tim dalam membantu dokter hewan dalam penangangan medis harimau, termasuk tentang cara mengenali kondisi-kondisi darurat selama pembiusan dan cara penanganannya, monitoring vital signs, body measurement, recording dan lain-lain.
Hari itu juga dilakukan diskusi dan persiapan untuk penelitian dan pemasangan GPS Collar pada harimau yang dilakukan bulan Maret 2013 di Suaka Margasatwa Dangku, Sumatera Selatan. Pembagian tugas masing-masing orang dan menentukan orang-orang yang tergabung dalam tim tersebut, yakni anggota tim terdiri dari dokter hewan, dalam hal ini akan melibatkan beberapa dokter hewan dari luar negeri maupun dari Indonesia. Kebetulan saya masuk ke dalam anggota Tim I bersama Dr. John Lewis dan Dr. Tania yang pernah bertemu sebelumnya di Bogor. Selain itu ada yang bertugas sebagai recorder, field rangers, runner, photographer, dan lain-lain yang akan ditugaskan kepada teman-teman dari ZSL dan BKSDA Sumatera Selatan.
Selesai pembagian tugas dan membuat rincian kebutuhan peralatan, obat-obatan dan budget, serta gambaran lokasi kegiatan, kemudian diakhir acara kami diperlihatkan oleh ZSL tentang foto dan video beberapa ekor harimau sumatera yang tertangkap camera trap yang akan menjadi target untuk penelitian nantinya. Melihat harimau-harimau itu membuatku rasanya tak sabar ingin cepat-cepat ke lokasi tersebut dan menjadi bagian dari tim peneliti tersebut dan ini akan menjadi pengalaman baru yang luar biasa untukku. Make me very excited....
Wisata Kuliner |
Wisata Kuliner |
Setelah acara selesai dan ditutup oleh BKSDA Sumatera Selatan, sore itu kami melanjutkan wisata kuliner bersama kolega dokter hewan dari BKSDA Sumatera Selatan dan Taman Nasional Way Kambas Lampung, yang kebetulan juga sama-sama alumni dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, walaupun angkatan masuk kami tidak sama. Ini seperti reuni saja. Sore itu kami ingin mencoba makan pindang patin ataupun pindang tulang, salah satu makanan khas Palembang yang cukup terkenal. Namun sayangnya makanan yang kami cari tidak ada. Sore itu kami cepat kembali ke hotel karena sekitar pukul 19.00 WIB kami akan dijemput travel untuk kembali ke daerah masing-masing. Travel yang menjemputku terlambat datang, sehingga malam itu saya masih punya banyak waktu untuk berdiskusi dengan teman-teman ZSL sebelum kembali ke Bengkulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar