Senin, 29 Oktober 2012

Surgery on a Leopard Cat 'Felix'

(operasi kucing hutan (kucing kuwuk) dengan peralatan medis dan obat-obatan yang sangat terbatas, tanpa ada meja operasi, ruang operasi yang steril, drape, baju bedah, perlengkapan sterilisasi, juga antidote, tetapi keterbatasan tak boleh menghambat pekerjaan, semua tetap harus dilakukan demi menyelamatkan seekor kucing hutan)

Leopard Cat / Prionailurus bengalensis / Kucing Kuwuk
at BKSDA Bengkulu 
Hari ini saya mendapat 'emergency call' dari seorang staff BKSDA Bengkulu yang menginformasikan bahwa segera melakukan rescue seekor kucing hutan (Prionailurus bengalensis) yang terluka di Bengkulu.  Karena kondisi saya yang masih kurang sehat akhirnya saya tidak sanggup untuk mengikuti tim rescue untuk mengevakuasinya, perjalanan jauh akan membuat saya semakin kelelahan dalam kondisi seperti itu.  Saya lebih memilih untuk mempersiapkan obat-obatan dan peralatan bedah dan menunggu di kantor BKSDA Bengkulu. 

Sebelum melakukan pengobatan masih banyak koordinasi yang harus saya lakukan dengan beberapa staff BKSDA Bengkulu.  Dua orang anggota Wildlife Rescue Unit yang akan membantu saya dalam handling dan pengobatan kucing tersebut, dan satu orang staff membantu untuk pengambilan dokumentasi untuk pelaporan hasil kegiatan.

Status present kucing hutan yang telah dievakuasi sebagai berikut :
Signalement
Jenis Satwa : kucing hutan (Prionailurus bengalensis)
Nama Satwa : Felix
Jenis Kelamin : Jantan
Umur : Dewasa

Anamnesa
Seekor Kucing hutan (Prionailurus bengalensis) terluka pada bagian punggung selebar 5 cm dan rambut disekitarnya rontok.  Kucing ditemukan di sebuah pondok pesantren di Bengkulu.

Pemeriksaan Umum
Luka sudah terjadi beberapa hari, tidak myasis dan tidak bernanah (kemungkinan karena kucing tersebut terus-menerus menjilati lukanya). Dan rambut disekitar luka rontok kemungkinan disebabkan karena itu.  Estimasi berat badan 2 kg.  Behavior normal (masih liar).

Kucing hutan ditemukan dengan luka di punggung
Gejala Klinis
Vulnus (luka) berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 5cm di atas scapula dan luka masih berdarah, dan dehidrasi.  

Diagnosa Klinik
Traumatis

Therapy
Luka setelah dibersihkan dan siap
dijahit untuk ditutup kembali
  • Kucing dipuasakan terlebih dahulu sebelum dilakukan pembiusan.  Pembiusan dilakukan sore hari menunggu cuaca tidak panas dan cukup waktu untuk puasa. 
  • Persiapan obat-obatan dan peralatan bedah serta tempat untuk pengobatan, mengingat BKSDA Bengkulu tidak memiliki ruang pengobatan/ klinik hewan.
  • Anesthesia (pembiusan), dengan dosis sebagai berikut :

Dose
Drug Used
Amo-unt (ml)
Route
Time Given
Success of Delivery
Effect (Stage)
Time of Effect
Immobili-zing Dose
Ketamine HCl 10%
0,3
Handsy-ringe/
Intra Muscular
14.55
Com-plete
Mild Seda-tion
15.01
Xylazine 10%
0,1
Ketamine HCl 10%
0,1
Handsy-ringe/
Intra Muscular
15.07
Com-plete
Heavy Seda-tion
Ketamine HCl 10%
0,1
Handsy-ringe/
Intra Muscular
15.25
Com-plete
Light anesthe-sia
15.45
Xylazine 10%
0,1


Hasil Monitoring Physiological Data (Vital Signs) per 5-10 menit sebagai berikut :

Time Taken (WIB)
Body Temperature
(C)
Respiration Rate (x/min)
Heart Rate/ Pulse (x/min)
15.45
39,5
30
-
15.55
38,7
27
-
16.08
38,6
33
-
16.15
37,8
-
-
16.24
37,4
-
-
16.41
35,1
36
-
17.00
36,7
39
-

Penjahitan luka
  • Pembersihan dan penjahitan luka.
  • Fluid therapy
  • Pemasangan Elizabeth colar
  • Perawatan pasca operasi.




No
Drug Used
Dose / Amount (mg/ml)
Route
1
Antiseptic Povidone iodine 10%
-
topical
2
Antibiotic Penstrep
0,4 ml
IM + topical
3
Gusanex spray
-
topical
4
Meloxicam 5mg/ml (Anti-inflamatory)
0,1 – 0,2 ml
SC

Prognosa
Fausta
Physical Restraint

Mengenal lebih jauh tentang kucing hutan (Felis bengalensis)
Kucing hutan atau nama ilmiahnya Prionailurus bengalensis berukuran sama seperti kucing rumah, warna rambut yang khas yakni kuning kecoklatan dengan belang-belang hitam di bagian kepala hingga tengkuk, dan pada bagian tubuh bertotol-totol hitam, bagian ventral putih dengan totol-totol coklat tua.

Reproduksi
Masa reproduksi kucing hutan adalah sepanjang tahun dengan masa kebuntingan sekitar 70 hari.  Setiap kelahiran dihasilkan 2-4 ekor anak.  Sampai umur 10 hari anak kucing hutan belum bisa membuka mata, tetapi begitu dapat melihat anak kucing hutan sudah bisa mencari mangsanya sendiri.  Kucing jantan membantu betina dalam mengasuh anaknya.  Masa dewasa kelamin anak kucing hutan saat mencapai umur sekitar 13 bulan.

Taxonomi kucing Hutan :
Kerajaan
:
Animalia
Filum
:
Chordata
Kelas
:
Mamalia
Ordo
:
Carnivora
Famili
:
Felidae
Genus
:
Felis
Spesies
:
Prionailurus  bengalensis

Prionailurus bengalensis
Habitat dan behavior kucing hutan :
Kucing hutan hidup di hutan sekitar perkampungan.  Kucing hutan membuat sarang di goa-goa kecil atau lubang-lubang bebatuan untuk tidur di siang hari.  Malam hari baru keluar mencari mangsa. Mangsanya berupa hewan-hewan kecil seperti burung, tikus, ular, kadal, kelelawar, kancil, dll. Ketangkasannya memanjat pohon dan berenang sangat membantu untuk berburu mangsa.  Wilayah penyebarannya meliputi  Rusia hingga Cina, India dan asia Tenggara.  Di Indonesia habitat kucing hutan berada di wilayah Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. 

Status perlindungan :
Kucing hutan termasuk sawa liar dilindungi yakni oleh Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar