Minggu, 07 September 2014

Pelatihan Dokter Hewan dan Paramedis untuk Penanganan Satwa Liar



the 1st Veterinarian Training in Sumatra : Tiger Rescue - Health and Handling


Praktek Pembiusan Harimau Sumatera di Kebun Binatang Bukittinggi. 

Berdasarkan fakta yang ada bahwa beberapa tahun terakhir konflik antara manusia dan satwa liar semakin meningkat karena berbagai sebab. Salah satu satwa liar yang seringkali dianggap berkonflik dengan manusia adalah harimau sumatera. Konflik antara manusia dengan satwa liar seperti harimau, gajah dan beruang madu seringkali menimbulkan kerugian di kedua belah pihak, yakni kerugian harta benda, ancaman keselamatan jiwa manusia dan satwa liar terancam punah itu sendiri tentunya. 

Dalam setiap upaya penyelamatan satwa liar dari korban konflik juga perburuan selalu membutuhkan dokter hewan yang memiliki kemampuan dalam penanganan satwa liar. Karena penanganan satwa liar di habitatnya agak berbeda dengan hewan ternak dan hewan peliharaan lainnya. Penanganan satwa liar yang tepat akan berpengaruh terhadap keamanan dan keselamatan tim atau petugas juga bagi satwa liar itu sendiri.

Praktek Pelatihan Sumpit Bius di Kebun Binatang Bukittinggi
Untuk itu perlu adanya pembekalan bagi dokter hewan yang memiliki wilayah kerja di sekitar daerah konflik satwa liar di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat yang berasal dari empat provinsi, yakni Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu dengan pemberian pelatihan khusus tentang Tiger Rescue, Health Care and Handling; Animal Welfare; Profil Konservasi Satwa Liar Indonesia secara umum dan lain-lain. Juga dilakukan praktek pembiusan harimau sumatera dan praktek sumpit bius. Pelatihan ini diadakan oleh Akar Network bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat. Diadakan di Bukittinggi pada tanggal 6 s/d 7 September 2014.

Petugas medis (dokter hewan) yang bekerja untuk satwa liar sangat terbatas, terutama yang memiliki kemampuan dalam penanganan harimau sumatera. Itu juga menjadi salah satu kendala bagi otoritas terkait yakni Kementerian Kehutanan dalam hal ini BKSDA dan Taman Nasional dalam melakukan penyelamatan harimau sumatera dari konflik dan perburuan. Dan ini merupakan pelatihan yang diadakan untuk pertama kalinya di Sumatera bagi para dokter hewan di daerah rawan konflik satwa liar guna membantu Kementerian Kehutanan dalam upaya penyelamatan satwa liar terutama harimau sumatera. 

Materi Kelas oleh Drh. Wisnu Wardana dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia

Peserta pelatihan diwakili oleh dokter hewan praktisi yang bekerja di berbagai institusi, sebagian besar berasal dari Dinas Peternakan/ Puskeswan yang berlokasi di dekat daerah-daerah rawan konflik satwa liar dengan manusia, yakni yang daerahnya berdekatan dengan kawasan penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat. Selain itu juga ada beberapa dokter hewan praktisi, dokter hewan kebun binatang setempat serta paramedis yang biasa membantu dokter hewan dalam penanganan satwa liar.  Dengan harapan para kolega ini adalah orang terdekat di daerah konflik satwa liar, sehingga upaya penyelamatan satwa liar bisa dengan cepat dilakukan tanpa perlu menunggu tenaga medis dari daerah lain. Peserta pelatihan juga diikuti oleh petugas lapangan dari BKSDA terkait. Peminat pelatihan ini sangat banyak, peserta yang mengikuti pelatihan membengkak dua kali lipat dari jatah yang diberikan. Dan itupun masih banyak para kolega yang berminat namun tidak bisa mengikuti pelatihan meskipun mereka bersedia membayar akomodasi dan transportasi sendiri. Kami memang membatasi peserta untuk pelatihan seperti ini karena bila terlalu banyak juga tidak bisa efektif dalam penyampaian materi dan praktek.

Materi Kelas oleh Drh. Erni Suyanti Musabine dari BKSDA Bengkulu - Kementerian Kehutanan

Sebagai narasumber dalam pelatihan ini adalah Drh. Wisnu Wardana dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia yang memberikan materi tentang Profil Konservasi Satwa Liar Indonesia, Animal Welfare dan Am a brave enough to be wildlife veterinarian? Tips and trick to be wildlife veterinarian. Selain itu Drh. Wisnu Wardana juga menyampaikan materi tentang Jenis-Jenis Obat Bius : Kelebihan dan Kekurangannya.  Sedangkan narasumber lainnya adalah saya sendiri dari BKSDA Bengkulu. Kami berdua juga merupakan anggota Forum Konservasi Harimau Sumatera (Forum HarimauKita). Saya memberikan materi teknis tentang The Basics of Safe Anaesthesia in Sumatran Tigers, Anaesthetic Emergencies and health care, praktek penggunaan blowdart dan praktek pembiusan harimau sumatera di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi, Sumatera Barat. Selain itu juga dilakukan evaluasi kegiatan pembiusan harimau dan diskusi interaktif.

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini akan dimanfaatkan untuk menjalin komunikasi antara jaringan Akar Network yang berada di wilayah potensial konflik satwa liar dengan para kolega dokter hewan di wilayah tersebut juga dengan pihak otoritas setempat yakni Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan di daerah dalam hal ini BKSDA dan Balai Taman Nasional. Sehingga satwa liar korban konflik bisa tertangani dengan cepat serta untk mengurangi kerugian/ dampak akibat konflik satwa liar juga perburuan. 

Peserta Pelatihan Dokter Hewan dan Paramedis di Bukittinggi

Semoga pelatihan seperti ini bisa dilakukan di daerah lain yang juga rawan konflik satwa liar terutama harimau sumatera. Penanggulangan konflik secara kolaborasi dengan berbagai pihak yang berkompeten akan sangat membantu mengurangi dampak akibat konflik itu sendiri terutama bagi satwa liar terancam punah agar bisa ditangani dengan cepat dan tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar