Pertemanan tak terbatas
oleh jarak dan waktu, begitu juga perbedaan tak akan menghalangi orang untuk
berteman. Dan itu juga yang saya anut
sampai sekarang, bebas berteman dengan siapapun, meskipun berbeda ras, suku
bangsa, bahasa, agama, status sosial dan latar belakang. Perbedaan itu membuat hidup kita menjadi lebih
berwarna.
Mudah untuk berteman dengan banyak orang, tetapi untuk menemukan teman yang cocok dalam segala hal itu tidak mudah. Bertahun-tahun dalam
perantauan di pelosok sumatra, dan baru kali inilah saya menemukan orang yang sangat
cocok. Seorang yang sedang melakukan research
di pelosok Sumatra. Bertemu secara tidak
sengaja dan tak jauh dari dunia yang saya geluti sekarang yakni saat memberi
pengobatan pada satwa liar dilindungi. Sejujurnya, setiap kali bertemu dan berbicara dengannya,
saya selalu kagum dengan pola pikirnya dan semangatnya yang pantang menyerah
dalam melakukan kegiatan yang tidak mudah bagi orang asing di Sumatra dan bahkan
terkadang tidak sesuai dengan target yang diharapkan. Melihat dirinya, saya seperti bercermin,
seperti melihat diriku sendiri, mungkin karena kami mempunyai banyak persamaan
dalam banyak hal, kesamaan dalam perilaku, semangat, pemikiran, kegemaran, dalam
keterbatasan serta sama-sama mempunyai sense of humor yang tinggi, gemar saling
mengusili dan nakal, tidak hanya itu, kami juga terkadang saling membantu bila
dibutuhkan dan saling memberi dukungan serta bisa saling menghibur satu sama
lain.
Menghitung hari
Hari terus berganti dan
waktunya akan segera tiba. Delapan hari sebelumnya
saya berpikir pertemanan kami sudah berakhir bersamaan dengan berakhirnya
penelitiannya di Indonesia. Dugaan itu sirna saat temanku mengirimkan pesan
pendek yang mengatakan bahwa ‘sudah lama dia tak mendengar khabar dariku.’ Tanpa sengaja ternyata kami sedang berada di
kota yang sama. Beberapa hari yang
tersisa tidak akan kami sia-siakan. Beberapa rencana dibuat untuk menghabiskan
waktu selama berada di ibukota ini untuk hal-hal yang menyenangkan dan
menghilangkan penat.
Hooraaaay............having fun
Wisata kuliner
Saya mengajukan
permintaan untuk bisa makan siang dengan pizza yang selama berada di pelosok Sumatra
sulit untuk bisa mendapatkannya. Kebetulan kami sama –sama bosan dengan makanan
yang mengandung nasi...nasi....dan nasi setiap hari.
Untuk kuliner kedua,
saya menyetujui ajakannya untuk menikmati makanan India kesukaannya. Teman saya
mengatakan bahwa itu makanan India terenak yang pernah dia makan. Dan ini sangat menarik buatku karena ini
pengalamanku pertama kali mencicipi makanan India dan sangat penasaran dengan
rasanya. Dan dia pun bahagia bisa makan makanan favoritnya di hari terakhirnya
di Indonesia sebelum kembali ke negaranya.
Namun sayangnya, saya tidak bisa mengingat kembali lokasi restoran
tersebut dan menu-menu makanan yang direkomendasikan untuk dipesan.
Nonton bareng.
Ide itu muncul dengan
tiba-tiba. Saat itu aku dan temanku
tidak punya rencana apapun, akhirnya dia menawariku untuk nonton bareng. Ide bagus menurutku, tanpa pikir panjang akhirnya
kami mencari bioskop terdekat, tidak mengecewakan, filmnya lumayan menarik, sehingga tidak perlu merasa bersalah padanya karena saya diberi kepercayaan untuk memilih film mana yang layak kami tonton.
Wow......uji
nyali.....yipeee :)
Tempat yang
menyenangkan untuk jalan-jalan adalah daerah pedalaman, pantai yang masih alami
dan hutan habitat berbagai satwa liar, tapi di Jakarta tidak ada tempat seperti
itu yang bisa dikunjungi. Akhirnya kami putuskan untuk having fun di Dunia
Fantasi Ancol. Kebetulan teman saya
mengatakan bahwa selama tinggal di Indonesia dia belum sempat mengunjungi Ancol dan dia ingin sekali pergi
kesana. Untuk menyenangkan seorang teman
di hari terakhirnya di Indonesia maka saya bersedia menemaninya pergi kesana. Dengan hanya membayar Rp. 250.000,- per orang sudah bisa mencoba semua wahana permainan yang ditawarkan di Dunia Fantasi (Dufan) Ancol dan belum termasuk ticket masuk ke lokasi tersebut yang dibayarkan tersendiri. Berbagai wahana yang
mendebarkan dan menegangkan ingin kami coba, ada delapan wahana petualangan
yang kami pilih untuk dicoba. Wahana
pertama yang menarik perhatian kami adalah Jet Coaster, bahkan karena singkatnya
waktu menikmati petualangan ini kami mencobanya lagi untuk kedua kalinya,
pertama mencoba dengan mengambil posisi duduk paling depan dan kedua kalinya
duduk paling belakang. Wahana lainnya yang dicoba adalah Histeria, Niagara,
Arung Jeram (Rafting), dan lain-lain.
Dari semua wahana tersebut, ‘Tornado’ adalah favorit kami. Benar-benar membuat cemas sebelum mencoba serta
membuat jantung berdebar dan menegangkan saat mencoba, apalagi seperti biasa teman saya sangat
usil dan suka menakut-nakuti dan mengatakan bahwa wahana yang akan kami coba itu tidak aman dengan berbagai teorinya untuk meyakinkanku dan sudah ada korban meninggal
gara-gara mencoba wahana permainan tersebut, dan lucunya justru itu membuat dia tampak
khawatir sendiri dan selalu memeriksa kembali pengaman yang aku pakai apakah
bekerja dengan baik atau tidak....hehe!
Wahana Tornado di Dunia Fantasi Ancol, Jakarta
Untuk cooling down,
temanku mengajakku untuk naik perahu.
Saya tidak tahu apa sesungguhnya yang menarik dengan naik perahu di
danau buatan itu. Kurang menantang menurutku. Tetapi akhirnya aku tahu bahwa
dia punya niat nakal dan usil saat naik perahu, yakni ingin menabrak perahu-perahu
milik pengunjung lainnya dengan perahu kami....hehe! Oh...ini ternyata yang menarik :)
Tiger Fish at Sea World Indonesia |
Sea World Indonesia |
Sedangkan untuk menghabiskan sisa waktu kami hari ini, aku menawarkan
untuk mengunjungi Sea World Indonesia untuk melihat beranekaragam biota laut
karena kami masih punya waktu beberapa menit untuk berada di Ancol. Di tempat ini teman saya sanggup memberikan penjelasan tentang beberapa species biota laut yang dikoleksi
disana karena memang saya tidak banyak tahu tentang dunia ikan laut dan
sejenisnya. Dan ternyata biota laut yang dikoleksi disana beberapa berasal dari
laut di bagian barat Sumatra yang diambil dari kedalaman 400 meter s/d 1000
meter dibawah permukaan laut.
Sampai jumpa lagi.....
Tak terasa waktu cepat beranjak gelap. Kami menyadari bahwa itu adalah detik-detik terakhir kami bisa bertemu, ngobrol dan bercanda bersama, sebelum akhirnya saatnya harus pergi. Tanggal 20 Agustus malam ini, dia sudah harus pergi meninggalkan Indonesia. Sebagai seorang teman, jelas aku merasa kehilangan. Perpisahan yang mengesankan. Selamat jalan kawan, selamat bertemu kembali suatu hari nanti. Karena untuk mengatakan selamat tinggal itu sangat sulit untuk dilakukan, entah mengapa....?!