Kamis, 01 Agustus 2013

I want to be free.........


Saya menerima seekor kucing kuwuk (Prionailurus bengalensis) atau lebih biasa disebut dengan kucing hutan hasil rescue polisi kehutanan, dalam kondisi luka lebar di punggung dan masih berdarah.  Kemudian dilakukan upaya pengobatan di kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu, yakni pembersihan luka dan operasi penjahitan luka.  Semua berjalan dengan baik dan akhirnya sembuh kembali setelah perawatan pasca operasi selama kurang lebih 12 hari.  Dan tumbuh rambut kembali seperti sedia kala setelah kurang lebih 25 hari setelah operasi.  



Perilaku masih normal dan liar kala itu, namun seiringnya waktu karena sering berinteraksi dengan manusia dan terus -menerus diletakkan di kandang yang sempit, kurang lebih berukuran 40cm x 40 cm, lama-kelamaan perilakunya mengalami perubahan, menjadi terbiasa melihat manusia.  Selain itu mulai tampak stress karena dikurung dalam kandang sempit terus-menerus dalam jangka waktu lama.  Tidak adanya perencanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya terhadap satwa liar hasil rescue ataupun penyitaan membuat nasib satwa liar menjadi tidak jelas kedepannya, dan seolah-oalh terkesan tidak dipedulikan dan melupakan bahwa ada makhluk lain yang perlu perhatian serius.

Taman Wisata Alam Seblat (Pusat Konservasi Gajah Seblat)
Kemudian kami mengusulkan agar kucing tersebut segera dilepasliarkan di hutan yang masih bagus kondisinya, dan disepakati bahwa kawasan Taman Wisata Alam Seblat yang merupakan lokasi camp Pusat Konservasi Gajah Seblat merupakan pilihan yang ideal untuk rumah baru kucing liar tersebut, karena hutannya masih terjaga dibandingkan kawasan lainnya yang ada di Provinsi Bengkulu dan disana juga ada unit patroli gajah (Conservation Response Unit) yang melakukan patroli pengamanan kawasan tersebut secara rutin.   Segala persiapan telah dilakukan dan kucing tersebut siap diangkut dengan mobil patroli menuju PKG Seblat, namun tiba-tiba ada perubahan keputusan dari pengambil kebijakan, bahwa kucing tersebut dibatalkan untuk dilepasliarkan, menurutnya bahwa berada di kandang tersebut jauh lebih baik daripada di alam liar.  Kami tidak bisa memahami atas keputusan ini, yang pasti bila seseorang menganggap bahwa satwa liar lebih baik berada dalam kurungan seumur hidupnya berarti mereka termasuk orang-orang yang tidak peduli dengan satwa liar atau mereka mencintai satwa liar dengan cara yang kurang tepat.  Bagaimanapun setiap makhluk hidup ingin hidup bebas menjalankan fungsinya di alam dan bisa mengekspresikan perilaku alaminya dan tidak ingin terpenjara seumur hidupnya dalam kandang yang sempit sambil menunggu belas kasihan manusia untuk memberi makan padanya.

Prionailurus bengalensis
Setelah 10 bulan berlalu, saya memeriksanya kembali, dan ternyata kucing tersebut masih berada dalam kandang yang sama, sempit dan kotor dan diberi makanan yang kurang bervariasi.  Duduk diam dipojok kandang, tak terdengar lagi suaranya yang beringas seperti dulu bila ada orang yang mendekati kandangnya. Dia telah mengalami stress dalam jangka waktu yang cukup lama.  Bulunya pun telah kusam. Pertanda stress yang dialaminya telah mempengaruhi kesehatannya.  Di tempat ini ada seratus orang lebih yang bekerja untuk konservasi satwa liar dan habitatnya.  Dari sekian banyak orang tersebut adakah yang tersentuh hatinya dan mau peduli untuk membuat hidup kucing itu jauh lebih baik ???  Ataukah hanya sibuk dengan proyek-proyek  yang ada dan melupakan bahwa ada makhluk hidup lain yang sehari-hari berada di dekat mereka yang memerlukan bantuan manusia untuk bisa terlepas dari penjara itu, penjara kebijakan dan jeruji kawat yang sempit dan kotor.

Terlampau sedih setiap kali melihatnya.  Birokrasi yang dibuat rumit tidak membuat kehidupan satwa liar ini manjadi lebih baik. Satwa liar tidak mengenal birokrasi, yang dia inginkan dalam hidupnya hanyalah makan minum yang cukup, tempat tinggal yang layak sesuai dengan pola hidupnya serta bisa mengekspresikan perilaku alaminya.  Dan kami ingin kucing tersebut punya masa depan yang lebih baik dan tentunya tidak di kandang sempit itu.  Apapun resikonya, berharap dia akan punya kehidupan yang lebih baik nantinya (berpikir sambil merencanakan sesuatu yang tak terduga)

" Siapapun yang melakukannya bahwa menyiksa satwa termasuk salah satu kejahatan terhadap satwa liar "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar