Kamis, 19 Juni 2014

Farewell Party at Elephant Camp with Vet Students


Rabu, 18 Juni 2014 adalah malam terakhir bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan kegiatan PKL di Pusat Konsevasi Gajah Seblat, Bengkulu Utara. Malam itu kami berencana membuat acara pesta outdoor di halaman depan camp, yang merupakan tempat tinggal kami selama berada di hutan habitat gajah di Seblat, Kabupaten Bengkulu Utara. Dari sore hari kami telah mempersiapkan untuk acara ini, yakni memasak makanan untuk pesta perpisahan malam harinya, pesta sederhana dengan memanfaatkan bahan makanan yang tersisa di camp gajah Seblat. Saya mempersiapkan nasi dan membuat omelet mie goreng, sedangkan Hayu seorang staff PEH BKSDA Bengkulu memasak sayur dan membuat sambal telur mata sapi, sedangkan mahasiswa FKH UGM yakni Adi memasak sambal terasi dan Ade membuat perkedel sukun. Sedangkan Raka Bayu membantu mempersiapkan meja kursi dan matras di halaman depan camp, serta Dinda membuatkan kami minuman teh hangat sebagai teman ngobrol.

Malam itu langit cerah dan dipenuhi oleh bintang-bintang bersinar. Menikmati indahnya langit, sambil berbincang-bincang dan bersenda gurau. Tiba-tiba anak gajah Bona datang dan ikut bergabung dengan kami menikmati pesta perpisahan malam itu. Tingkahnya yang lucu dan menggemaskan selalu menarik perhatian kami dan yang pasti dia juga sangat menikmati makanan yang kami berikan untuknya.

Dan inilah beberapa photo dari acara pesta perpisahan kami malam itu bersama mahasiswa FKH UGM, mahout dan gajah Bona :

Gajah Bona tiba-tiba datang dan ingin bergabung dengan kami



Elephant BONA with Vet Students



Gajah Bona sepertinya tertarik ingin ikut berpesta :)



Bercanda dan ngobrol rame-rame, kira-kira Bona ngerti nggak ya bahasa kita ?!






Bona and Ade and Dinda



Bona and Hayu



Bona and Yanti



Bersantai di depan camp bersama Bona



Bona pun ingin menyantap makanan



Bona tersenyum bahagia mendapat makanan











Pesta yang cukup berkesan, menikmati malam, dan indahnya kilauan bintang-bintang di langit, serta atraksi kembang api di seberang Sungai Seblat. Kehadiran anak gajah Bona di malam itu membuat pesta kami makin meriah. Ternyata, " Bahagia itu sederhana. Dan hidup akan terasa indah bila kita mampu menikmatinya dan mensyukurinya dalam kondisi apapun ".

Flora and Fauna at the Seblat Elephant Conservation Center


These photos was taken in June 2014 at the Seblat Elephant Conservation Center. I love biodiversity photography in the wild and I'm happy to share it to all of you. And please don't hesitate to share if you like it.

Flora 





























Fauna
a. Insect (Dragonfly, Butterfly, Spider)


































































b. Reptile


Monitor Lizard





Chameleon





Snake

c. Mammal


Squirrel


Mitred Leaf Monkey

Rabu, 18 Juni 2014

Pelepasliaran kembali seekor Soft Shell Turtle di Taman Wisata Alam Seblat


Dinda, Adi and Widiah. Release back a Soft Shell Turtle to the wild.
 Photo: Erni Suyanti Musabine

Sore itu tanggal 15 Juni 2014, seorang warga masyarakat dari desa sekitar kawasan yang baru pulang dari patroli hutan bersama Tim Conservation Response Unit (CRU) memberi saya seekor labi-labi yang ditemukan di sungai di dalam hutan dengan mulut masih terkait tali pancing. Tim CRU adalah tim patroli yang dibentuk sejak tahun 2004 oleh BKSDA Bengkulu dengan International Elephant Foundation dan Sumatran Elephant Conservation Programme - Fauna and Flora International untuk tujuan pengamanan kawasan habitat gajah dari aktivitas illegal dengan memanfaatkan gajah jinak, melakukan edukasi dan awareness kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian gajah dan habitatnya juga melakukan monitoring dan inventarisasi satwa liar yang ada di dalam kawasan konservasi tersebut. Tim patroli yang terdiri dari polisi kehutanan, mahout, masyarakat dari desa sekitar kawasan hutan Taman Wisata Alam (TWA) Seblat serta gajah jinak PKG Seblat melakukan patroli rutin di kawasan hutan TWA Seblat dan sekitarnya selama dua kali dalam sebulan selama 14 hari. 

Hari mulai gelap sehingga pelepasliaran kembali labi-labi akan dilakukan esok harinya. Setelah mata kail pancing berhasil diambil dari mulutnya, hari itu tanggal 16 Juni 2014 saya mengajak lima mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada, yakni Dinda, Ade, Widiah, Raka Bayu dan Adi yang sedang magang di Pusat Konservasi Gajah Seblat untuk melakukan survey lokasi rawa atau sungai yang ideal sebagai tempat pelepasan labi-labi tersebut. Dibutuhkan rawa yang bebas dari aktivitas manusia untuk pemancingan guna mencegah labi-labi terjerat kembali oleh tali pancing. Atau mencari sungai yang arusnya tenang dan adanya ketersediaan makanan alami untuk labi-labi tersebut. Akhirnya siang itu kami menemukannya di dekat Sungai Seblat. Pasir sungai disekitar sungai tersebut juga seringkali digunakan oleh labi-labi untuk bertelur. Menurut kami ini adalah lokasi yag tepat, terdapat pakan alami bagi labi-labi juga dekat dengan pasir sungai yang disukai labi-labi untuk bertelur, serta lokasinya juga masih di dalam kawasan konservasi TWA Seblat.

Seblat Elephant Conservation Center. Release site of Soft shell turtle. 
Labi-labi berhasil kami lepasliarkan kembali ke sungai kecil ini, dengan harapan binatang ini akan bisa kembali memerankan fungsinya dalam ekologi. Dan bisa hidup aman tanpa terganggu oleh aktivitas manusia serta mampu berkembang biak.

Beberapa tahun yang lalu saya bersama mahasiswa Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor yang sedang magang di PKG Seblat dan anggota Elephant Care Community juga telah melepasliarkan kembali seekor labi-labi di Sungai Seblat, labi-labi tersebut berhasil kami selamatkan dari warga yang mengambilnya saat satwa ini sedang bertelur di pinggir sungai dan ditangkapnya untuk dikonsumsi.

Melihat satwa liar bisa bebas menikmati kehidupannya kembali di alam liar adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Jangan pernah mengganggu kehidupannya karena mereka juga tidak pernah mengganggu kehidupan kita. Melindungi satwa liar dan tetap membiarkan mereka hidup di habitat aslinya merupakan perilaku yang jauh lebih bijaksana daripada menangkapnya apalagi membunuhnya karena mereka juga diberi kehidupan agar berfungsi bagi lingkungan disekitarnya.