Tampilkan postingan dengan label Axis axis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Axis axis. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Januari 2017

Pembiusan Rusa Totol (Axis axis)


Rusa totol (Axis-axis) di Penangkaran Rusa Provinsi Bengkulu.
Photo : Erni Suyanti Musabine
Pembiusan rusa totol agak sedikit berbeda dengan pembiusan satwa liar jenis lainnya, karena resiko yang ditimbulkan akibat pembiusan lebih besar, seringkali terjadi efek samping yang buruk selama pembiusan dan handling. Diperlukan persiapan yang matang sebelum melakukannya, yakni persiapan obat-obatan, tidak hanya obat bius saja tetapi juga antidote dan obat-obatan emergency (untuk penanganan kondisi darurat).  Juga diperlukan peralatan medis yang memadai, seperti peralatan pembiusan, penangkapan, pemeriksaan medis serta penanganan efek samping yang merugikan selama pembiusan. Selain itu juga dibutuhkan persiapan tim yang solid, karena keberhasilan pembiusan tidak hanya tergantung cara penanganan satwa oleh dokter hewan saja tetapi juga tergantung anggota tim lainnya yang membantu handling saat penangkapan, mereka harus memahami cara penangkapan yang tidak membuat satwa makin stress. Chemical restraint saja tidak cukup untuk penangkapan rusa totol, perlu juga dikombinasikan dengan physical restraint, yakni dengan bantuan jaring (net) dan tali.

Salah satu rusa totol di penangkaran rusa Bengkulu
Photo : Erni Suyanti Musabine
Ini adalah rusa totol ke-32 s/d ke-36 yang kami bius untuk tujuan relokasi antar penangkaran dan pemeriksaan medis. Dalam pembiusan kali ini kami mencoba kombinasi dosis pembiusan yang baru, yang belum pernah kami gunakan. Sebelumnya saya sering menggunakan kombinasi antara Xylazine dan Ketamine dalam pembiusan rusa totol, dan efek samping yang merugikan akibat pembiusan sangat banyak, seperti hyperthermia, bloat, seizure, torticollis, shock, dan lain-lain, sehingga perlu kesigapan dalam penanganan efek buruk yang terjadi untuk menghindari kematian. Dosis yang saya gunakan sesuai dengan referensi di "Handbook of Wildlife Chemical Immobilization". Selain itu saya juga pernah menggunakan alternative drugs, yakni Tiletamine-Zolazepam untuk pembiusan rusa totol dengan efek samping yang lebih sedikit.  

Saat ini saya mencoba menggunakan pembiusan rusa totol dengan menggunakan kombinasi Tiletamine-Zolazepam plus Xylazine dengan dosis bervariasi untuk mencari tahu efek samping dari masing-masing dosis yang diberikan. Selama ini saya belum pernah menggunakan recommended drugs karena tidak memiliki persediaan obat bius tersebut, yakni kombinasi antara Ketamine + Medetomidine, sehingga selalu obat alternative yang saya gunakan.

Pembiusan rusa totol
Sehari sebelum pembiusan rusa totol saya berdiskusi dengan kolega dokter hewan di kebun binatang Eropa yang memiliki pengalaman dalam pembiusan rusa totol, hanya sekedar ingin tahu obat bius apa yang biasa digunakan dan efek sampingnya. Saya hanya ingin membandingkan mana yang lebih baik untuk digunakan dengan efek samping merugikan yang paling sedikit. Bagi saya referensi terbaik tentang penggunaan obat-obatan dan dosisnya adalah dari pengalaman banyak orang di lapangan, saya tidak mau terpaku dalam buku, dan untuk mengambil referensi dari buku pun saya masih mencari tahu dulu siapa pengarangnya dan bagaimana pengalamannya dalam pembiusan satwa liar selama ini.

Akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan kombinasi obat Tiletamine-Zolazepam plus Xylazine untuk pembiusan rusa totol dengan dosis yang bervariasi sesuai dengan keperluan. Dosis pembiusan yang digunakan untuk keperluan pemeriksaan medis berbeda dengan yang digunakan hanya untuk penangkapan saja. Berbagai variasi dosis saya coba gunakan untuk mengetahui perbedaan efek samping yang ditimbulkan. Adapun hasil pembiusan yang sudah kami lakukan seperti dalam tabel dibawah ini :

Obat Bius Alternatif
Tujuan
Efek Pembiusan
Efek Samping Merugikan
2,5mg/kg
Tiletamine-Zolazepam
2,5mg/kg Xylazine
Pemeriksaan Medis & Pengobatan
Surgical anaesthesia
Bloat
Depresi nafas
Hyperthermia
1mg/kg
Tiletamine-Zolazepam
2mg/kg Xylazine
Penangkapan/ relokasi
Heavy sedation
Hypertermia
Bloat
1mg/kg Tiletamine-Zolazepam
1,5mg/kg Xylazine
Penangkapan/ relokasi
Heavy sedation
Hyperthermia
Bloat
1mg/kg
Tiletamine-Zolazepam
1mg/kg Xylazine
Penangkapan/ relokasi
Light or mild sedation
Hyperthermia
2,6mg/kg Tiletamine-Zolazepam

Penangkapan/ relokasi
Awake animal
-

Monitoring vital signs selama pembiusan rusa totol
Efek merugikan akibat pembiusan tidak hanya itu saja, beberapa rusa yang telah dibius juga menunjukkan penurunan heart beat per menit dan kadar oksigen dalam darah serta vomit. Dan efek samping selama pembiusan di daerah tropis tentu juga berbeda dengan di Eropa atau negara barat lainnya meski menggunakan pilihan obat yang sama dan dosis yang sama. Mereka biasa menghadapi kasus Hypoxemia dan Hypothermia dalam setiap pembiusan rusa totol, dan tidak mendapatkan kasus bloat dan hyperthermia, tentu suhu lingkungan sangat berpengaruh pada saat pembiusan.

Berbagai faktor berpengaruh dalam ringan beratnya efek pembiusan. Rusa totol merupakan satwa yang hidupnya berkelompok besar, pembiusan rusa totol dalam kelompok di dalam kandang yang sangat luas juga sangat berpengaruh terhadap hasil pembiusan. Rusa yang telah berhasil dibius dengan blowdart biasanya selalu diintimidasi oleh rusa-rusa lainnya bahkan hingga terluka, dan membuat rusa tidak tertidur karena terus berlari dikejar-kejar oleh rusa lainnya dan dibangunkan, sehingga efek obat bius berangsur-angsur hilang bila berlangsung dalam waktu beberapa jam tanpa bisa didekati. Pembiusan rusa yang tidak bisa dipisahkan dari kelompoknya atau dalam kelompok besar akan menjadi tantangan tersendiri bagi dokter hewan, dibandingkan membius rusa tanpa kelompok dalam kandang kecil tentu akan jauh lebih mudah.

Physical restraint setelah pembiusan untuk penangkapan rusa totol
Photo : Erni Suyanti Musabine
Rusa totol juga satwa yang sangat sensitive dengan lingkungan sekitarnya. Pergerakan kami di sekitarnya juga bisa menimbulkan rasa curiga dan stress pada rusa, sehingga dalam pembiusan hanya diperbolehkan sedikit mungkin orang yang mendekat ke kandangnya untuk menghindari satwa stress sebelum pembiusan. Stress pada satwa sebelum dibius sangat berpengaruh besar terhadap kesuksesan pembiusan, bahkan bisa gagal. Rusa totol yang dibius juga tidak tidur sempurna pada dosis tertentu, sehingga dalam penangkapannya pun musti berhati-hati untuk menghindari rusa terkejut, bangun dan berlari/ melompat lagi, atau perlu juga menghindari kelompok rusa lainnya berlari karena menghindari petugas physical restraint (penangkap dengan jaring), karena kelompok rusa yang lari menghindari orang juga memicu rusa totol yang telah dibius untuk bangun kembali dan ikut berlari menghindar karena merasa terancam.

Jadi keberhasilan suatu pembiusan satwa liar sangat tergantung dari persiapan petugas, kemampuan untuk memprediksi efek samping merugikan yang akan terjadi dan mampu mengatasinya, kekompakan tim yang memiliki kemampuan dalam handling satwa untuk memperkecil stress dan penggunaan obat-obatan pilihan dan dosis yang tepat sesuai dengan ketepatan perkiraan berat badan, selain itu kondisi lingkungan sekitarnya juga sangat berpengaruh.

Rabu, 05 Juni 2013

Deer ' Axis axis' Chemical Immobilization

" dalam blog ini saya ingin berbagi pengalaman dalam hal handling rusa tutul baik secara chemical restraint maupun physical restraint.  Dari 24 ekor rusa tutul yang pernah saya tangani ternyata  masing-masing individu memiliki respon yang beragam terhadap pembiusan (chemical restraint). "


Rusa Tutul (Axis axis)
Photo : Erni Suyanti Musabine

Penangkapan rusa tutul untuk tujuan pengobatan atau relokasi ataupun tujuan lainnya dapat dilakukan dengan kombinasi antara chemical restraint yakni dengan cara pembiusan dan dengan physical restraint (secara manual) dengan bantuan peralatan.

Chemical Immobilization
Obat-obatan yang biasa digunakan dalam handling rusa tutul beserta dosisnya seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini.  Untuk chemical restraint digunakan obat-obatan kombinasi antara Ketamine HCl dengan Xylazine, mengingat obat-obatan ini yang mudah didapatkan dan umum digunakan.  Penyuntikan dengan menggunakan blowdart (sumpit bius), dan untuk menyadarkan kembali menggunakan Yohimbine (Reversin) atau bisa juga menggunakan Atipamezole (Antisedan). 



Chemical Immobilization
Video : Erni Suyanti Musabine

The Chemical Restraint of Deer (Axis axis)
Dosages
Reference
Sedatives
Alpha-2 agonist
Xylazine
0.5mg/kg BW IM
4mg/kg BW IM
Handbook of Wildlife Chemical Immobilizati-on. 1996. (Terry J. Kreeger)
Alpha-2 antagonist
Yohimbine
1ml/40-50kg BW IV
or
0.125mg/
kg BW IV
Atipamezole
0.1 of Xylazine IM/IV
Benzodia-zepines
Diazepam
0.05-0.1mg/kg BW IM/IV
Cyclohe-xylamines
Ketamine
5mg/kg BW IM
4mg/kg BW IM
Handbook of Wildlife Chemical Immobilizati-on. 1996.  (Terry J. Kreeger)
Ketamine (Supplemental drug)
1mg/kg BW IM
Handbook of Wildlife Chemical Immobilizati-on. 1996.  (Terry J. Kreeger)
Zolazepam + Tiletamine (Zoletil)
2.6mg/kg BW IM
Handbook of Wildlife Chemical Immobilizati-on. 1996.  (Terry J. Kreeger)
Other drugs
Stimulant
Doxapram
0.5-1mg/kg BW IV reply 5min needed
Epinephrine
0.01-0.02mg/kg   BW IV
Antibiotic
Amoxycillin LA
1ml/10kg BW IM/SC
Penicillin Streptomycin LA
1ml/10kg BW IM


Physical Restraint
Setelah rusa terbius, biasanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit setelah waktu pembiusan (masuknya obat bius ke dalam tubuh hewan) efek obat akan terlihat, yakni rusa jalan sempoyongan dan tampak rusa-rusa lainnya akan mendorongnya untuk dibangunkan karena rusa tersebut akan roboh, serta kemudian duduk (sternal recumbency) atau rebah (lateral recumbency).  Peralatan yang digunakan dalam penangkapan rusa  tutul adalah dengan net/ jaring dan tali serta penutup mata dan telinga.

Adverse Side dari Chemical Immobilization
Beberapa permasalahan efek samping dari pembiusan yang merugikan yang sering terjadi pada rusa tutul seperti dalam tabel berikut :

Adverse Side
Gejala Klinis
Therapy
Hypertermia



Suhu tubuh lebih dari nilai normal ( >39°C )
Menghindari pembiusan pada saat cuaca sangat panas, lebih baik dilakukan pada pagi atau sore hari.
Rusa ditempatkan di lokasi yang teduh.
Dapat diatasi dengan penyemprotan air ke tubuh satwa atau irigasi air dingin dengan menggunakan slang yang dimasukkan ke dalam anus
Hypotermia
Suhu tubuh dibawah normal ( < 34°C )
Dapat diatasi dengan kompres air hangat atau diberi selimut
Torticolis
Leher menekuk kebelakang
Desain kandang harus sesuai dengan ukuran tubuh satwa sehingga rusa tidak mudah berbalik arah kebelakang.  Hindari stress selama hewan terimmobilisasi karena akan memicu rusa jadi banyak bergerak dan mempermudah kepala menekuk kebelakang, dan bila tidak direposisi akan mengakibatkan sulit kembali ke posisi normal.
Seizure
Kejang-kejang
Seizure bisa memicu terjadinya hypertermia.  Hindari membuat kandang angkut yang terlalu luas bagi satwa karena akan membuat satwa banyak bergerak dan berpindah tempat saat kejang.  Bisa diredakan dengan penyuntikan Diazepam
Bloat
Perut di bagian daerah legok lapar bila dipukul akan terasa memantul karena adanya akumulasi  gas
Efek samping menggunakan Xylazine dapat memicu terjadinya bloat pada satwa ruminansia. Penanganannya rusa sebaiknya direbahkan (lateral recumbency) dengan sisi kanan (dextra) dibagian bawah dan sisi kiri (sinistra) di bagian atas, untuk mempermudah dilakukannya trocar bila terjadi kembung yang serius.  Bisa juga diberi antibloat. 
Depresi nafas
Frekuensi nafas < 10X per menit bahkan bisa sampai 2-4X per menit
Bila terjadi depresi nafas maka perlu segera diberi antidote untuk dibangunkan kembali, yakni Yohimbine atau Atipamezole.  Dan bisa juga menggunakan stimulan yakni Doxapram bila terjadi henti nafas.
Shock


Detak jantung kencang (tachycardia), terjadi gangguan irama jantung, kaki bila diraba terasa dingin, rusa tampak lemah hanya duduk atau rebah. Bisa disebabkan karena hypovolemia. Penyebab paling sering adalah dehidrasi dan pendarahan. Mukosa pucat atau kebiruan.
Fluid therapy terutama dengan menggunakan cairan Ringer’s Lactate, dan NaCl.  Fluid therapy harus diberikan secara intra venous, karena pemberian secara sub cutaneus tidak akan berguna. Posisi kaki ditinggikan, bebaskan hambatan pada jalan nafas, pemberian oksigen, atau pemberian obat-obatan dengan Adrenalin/ korticosteroid  dan dopamine/ dobuject.
Stress
Banyak bergerak, menyebabkan posisi terbalik, kepala dibawah atau punggung dibawah dan akan terlihat lebih tenang bila kandang ditutup
Hindari faktor penyebab stress pada hewan, tidak dikejar-kejar saat penangkapan, tidak berisik, tidak banyak orang berkerumun disekitar kandang angkut,  dan menutup kandang/ mata satwa agar tidak bisa melihat sekitarnya, tetap menjaga suasana sekitar dalam kondisi tenang saat penanganan rusa
Traumatis
Luka karena menabrak/ berbenturan dengan kandang karena banyak bergerak.  Bahkan bisa terjadi fracture  
Desain kandang angkut harus sesuai sehingga tidak menimbulkan cidera pada rusa.  Dilakukan pengobatan luka serta penyuntikan antibiotik long acting, hal ini juga sekaligus untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder pada bekas suntikan sumpit bius. Bila terjadi fracture dilakukan reposisi tergantung tipe fracture dan kondisinya.

Note :
  1. Selama rusa tutul terimmobilisasi perlu dilakukan monitoring frekuensi respirasi, denyut jantung dan pulsus serta temperature tubuh per 5-10 menit sekali serta pemeriksaan tekanan darah bila memungkinkan.
  2. Rusa tutul mudah sekali mengalami stress jadi sebaiknya meminimalkan faktor-faktor yang memicu stress pada saat sebelum pembiusan, selama pembiusan dan setelah pelepasan kembali.
  3. Bila rusa tutul sudah tampak stress sebelum dilakukan pembiusan, lebih baik ditunda melakukan pembiusan karena obat bius yang akan diberikan tidak akan menunjukkan  hasil maksimal.
  4. Banyak efek samping yang merugikan yang menyertai pembiusan pada rusa tutul maka perlu dipersiapkan obat-obatan dan peralatan yang dibutuhkan sehingga pada saat terjadi akan cepat bisa diatasi, karena bila tidak ditangani bisa menimbulkan kematian.
" The best way to handle anaesthetic emergencies is 
to predict the next problem and be ready before it happens