Senin, 01 Juni 2015

Macan Dahan : Rescue, health care and release back to the wild


Clouded leopard in the Province of Bengkulu - Sumatra
MACAN DAHAN (Neofelis diardi

Mengenal Macan dahan 
merupakan salah satu satwa predator di Indonesia yang hidup di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Aktif berburu di malam hari dengan satwa mangsa (prey) berupa monyet, ular, mammalia kecil, burung, rusa dan lain-lain. Satwa ini hidup soliter dan lebih banyak menghabiskan waktunya di atas pohon dan punya kemampuan yang baik dalam memanjat dan melompat diatas pepohonan. Deforestasi habitat macan dahan yang makin meningkat dan adanya perburuan liar maka satwa carnivora ini masuk kategori rentan kepunahan di dalam IUCN Red list.

Macan dahan dewasa memiliki berat tubuh sekitar 12 - 25 kg dan panjang dari kepala sampai ujung ekor berkisar antara 123 - 200 cm. Musim kawin terjadi sekitar bulan Desember sampai dengan Maret. Masa kehamilan membutuhkan waktu selama 85 - 109 hari. Biasanya melahirkan anak sebanyak 2 ekor, meski dapat melahirkan anak mencapai 5 ekor. Masa laktasi 10 - 12 bulan setelah disapih, anak macan dahan mulai hidup terpisah.

Gigi
Gigi Macan Dahan Sumatera
Seperti hal satwa carnivora lainnya macan dahan memiliki gigi seri kecil yang terdapat di bagian depan diantara gigi taring berfungsi untuk mencabik dan memotong makanan, sedangkan empat gigi taring berfungsi untuk merobek dan memegang mangsa atau makanan. Gigi geraham yang tajam berfungsi untuk memotong dan mengunyah makanan.

RESCUE

Pada bulan April 2007 polisi kehutanan Balai KSDA Bengkulu mendapat informasi bahwa telah terjadi perburuan macan dahan di wilayah Bengkulu bagian selatan. Seekor macan dahan tersebut sedang diangkut kendaraan menuju Kota Bengkulu. Dilakukan pengintaian di jalan lintas Lampung - Bengkulu yang menuju Kota Bengkulu, kendaraan yang diincar ditemukan namun pengemudi yang diketahui adalah seorang aparat tidak mau menghentikan kendaraannya, dan terjadilah kejar-kejaran antara mobil target dan mobil patroli BKSDA Bengkulu. Menurut informasi yang didapat bahwa seekor macan dahan tersebut akan dijadikan hadiah untuk kepala daerah. Proses penyelamatan macan dahan tidak mudah karena satwa tidak diperbolehkan diambil oleh petugas. Bahkan macan dahan dalam kondisi terluka serius yang melingkar di bagian perut karena jerat pemburu liar masih dibawa dari komplek mereka ke gedung daerah pulang pergi tanpa mempedulikan kondisi satwa perlu pertolongan segera mungkin dan tidak diserahkan kepada petugas BKSDA untuk mendapatkan perawatan medis. Setelah negoisasi yang cukup lama akhirnya polhut bisa mengevakuasi macan dahan dan untuk sementara mendapatkan pertolongan pertama di klinik Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu sebelum akhirnya dirawat di BKSDA Bengkulu dan TNKS Resort Seblat.

Macan dahan dengan luka di perut karena jerat pemburu
Jerat yang melukai bagian perut macan dahan cukup panjang sehingga memerlukan 37 jahitan untuk menutup luka. Beberapa kasus jerat pemburu yang mengenai bagian perut pada harimau sumatera bisa menyebabkan kematian bila terlambat dilepaskan, begitu juga pada macan dahan karena semakin hewan memberontak untuk melepaskan diri maka sling akan mengikat bagian perut semakin erat. 


HEALTH CARE

Setelah dilakukan operasi penjahitan luka dilakukan perawatan pasca operasi, satwa dipindahkan dari kandang di kantor BKSDA Bengkulu menuju Resort TNKS di Seblat, hal ini dilakukan hanya untuk mempermudah perawatan medis, karena disaat yang bersamaan saya bersama tim Perlindungan Harimau Sumatera-Kerinci Seblat (PHS-KS) juga sedang merawat seekor harimau sumatera yang terkena jerat pemburu liar di perkebunan karet dan coklat PT. Mercu Buana di Bengkulu. Harimau tersebut juga sedang menjalani perawatan pasca operasi amputasi kaki depan yang telah membusuk (gangrene) karena jerat. Selain itu kami juga menemukan empat bayi leopard cat (Prionailurus bengalensis) di dalam karung plastik yang digantung diatas pohon sawit tanpa ada induknya. Sungguh biadab yang telah melakukannya.  Kami akhirnya merawat sekaligus bayi-bayi kucing hutan tersebut sebelum nantinya mereka siap dilepaskan kembali ke habitat yang aman.

Perawatan pasca operasi yang dilakukan adalah pemberian nutrisi yang cukup karena sangat membantu untuk penyembuhan luka. Selain itu juga diberikan antobiotik, analgesik dan anti inflamasi per oral, juga dilakukan kontrol parasit, yakni pencegahan dan pengobatan penyakit parasiter. Untuk pemeriksaan awal biasa dilakukan penyuntikan Ivermectin juga dilakukan pemeriksaan feces. Dan dilakukan koleksi sampel darah untuk pemeriksaan hematologi dan serologi. Pemeriksaan blood smear juga diperlukan karena beberapa temuan terdapat parasit darah pada kucing liar. Kami juga memberikan supplement dan salep antibiotik yang tahan air di bagian luka bekas jahitan agar cepat mengering dan mencegah terjadinya infeksi sekunder.

NEO, a clouded leopard that has been rescued from poaching 
in Bengkulu - Sumatra in 2007

Hal yang penting dan perlu diperhatikan saat melakukan perawatan satwa adalah membuat satwa senyaman mungkin berada di kandangnya tanpa gangguan dari lingkungan sekitarnya, jadi kandang harus diisolasi agar orang tidak bisa bebas untuk melihatnya. Satwa liar selalu merasa terganggu, terancam dan stress bila menjadi obyek tontonan, dan efek sampingnya biasanya adalah tidak mau makan atau melukai dirinya sendiri dengan membentur jeruji kandang atau menggigiti besi jeruji kandang bahkan sampai gigi taring patah, gusi terluka dan berdarah. Hal seperti ini yang paling sering ditemui.

Kandang perawatan juga musti diletakkan di tempat teduh, dengan air minum ad libitum (tersedia sepanjang hari) dan diberi daun-daunan di bagian luar agar macan dahan bisa bersembunyi saat merasa terganggu dan perlu diberi enrichment sesuai dengan species dan behaviour masing-masing satwa yang ada di dalam kandang. 

Bersama Tiger Protection and Conservation Unit persiapan release macan dahan 


Dan jauhkan macan dahan dari satwa predator lainnya yang lebih dominan. Ini adalah pengalaman saya pertama kali merawat macan dahan bersamaan dengan harimau sumatera, dan mereka perilakunya masih liar. Ini juga berlaku untuk satwa liar lainnya, jadi lebih baik kita paham tentang rantai makanan di alam. Kondisi macan dahan sebelumnya cukup baik, namun pada waktu itu tidak mau makan sama sekali dan terlihat sangat ketakutan, tentu membuat saya cemas khawatir ada masalah kesehatan padahal sudah siap dilepasliarkan kembali ke hutan. Kemudian saya mengevaluasi kembali catatan perkembangan kondisinya dan pengobatannya dari hari ke hari, seharusnya tidak ada masalah karena memang tidak ada masalah dengan hal itu. "Mungkin sebab lain", pikirku. Tidak ada orang yang bebas melihatnya dan mengganggunya. Namun saya menjadi curiga saat mencium bau harimau yang terbawa angin di areal kandang macan dahan meski tempat mereka berbeda. Mungkin ini penyebabnya karena di alam liar harimau sumatera sebagai top predator yang menduduki rantai makanan tertinggi di hutan sumatera, tentu saja satwa liar yang ada dibawahnya takut dengannya. Akhirnya sebagai solusinya, kandang macan dahan dipindahkan dan lebih jauh dari harimau, dan ini membuat macan dahan menjadi mau makan kembali dan tidak merasa terancam sepanjang waktu.


RELEASE


Setelah perawatan medis selama 29 hari akhirnya macan dahan bernama Neo siap dilepasliarkan kembali. Dilakukan pemeriksaan kesehatan seperti saat pertama kali direscue, sekaligus melepas jahitan yang telah menutup dan sembuh kembali. Pembiusan dengan menggunakan 10mg/kg Ketamine IM untuk mempermudah handling selama pemeriksaan. 

Sebelumnya Tim PHS-KS telah melakukan survey lokasi pelepasliaran yang aman. Setelah lokasi pelepasan siap dan macan dahan juga telah selesai mengikuti proses pemeriksaan medis maka siap untuk dilepasliarkan. Tim yang terlibat dalam kegiatan ini tidak hanya PHS-KS tetapi beberapa anggota tim patroli CRU PKG Seblat dan BKSDA Bengkulu juga ikut serta. 

Tanggal 19 Mei 2007
Pagi itu selesai waktu shubuh kami berangkat dari kantor Resort TNKS Seblat dengan menggunakan beberapa mobil. Macan dahan telah berada dalam kandang pelepasan dan telah diletakkan diatas mobil. Dalam setiap transportasi satwa, kondisinya musti dalam keadaan sadar tanpa terbius, kenapa ? karena kita tidak bisa melakukan monitoring vitals signs, tentu itu sangat berbahaya bila terjadi komplikasi selama terbius dan kita tidak mengetahuinya karena tidak bisa mengawasi dan memeriksanya selama perjalanan. Paling aman dalam melakukan transportasi satwa adalah satwa dalam kondisi sadar.

Jalan menuju lokasi sangat buruk, tanah merah yang licin dan tidak rata tentunya karena bekas aliran air diwaktu musim hujan membentuk cekungan memanjang di jalan, ciri khas jalan di daerah pedalaman sumatra. Sekitar jam 8 pagi kami sudah sampai di lokasi pelepasan. Saya sempat memberi minum macan dahan sebelum diturunkan dari mobil, dia tampak beringas dan mendesis sambil memamerkan taringnya yang panjang dan runcing. Mungkin itulah caranya untuk mengucapkan terimakasih dan selamat tinggal kepada kami yang telah merawatnya selama 29 hari :)

Persiapan release macan dahan di hutan penyangga TNKS
Tidak ada upacara seremonial untuk melepasliarkan macan dahan, karena itu juga bukan ciri khas kami dalam memperlakukan satwa liar, dan tentu kami juga memilih lokasi yang sulit dijangkau untuk tempat baru satwa yang kami lepaskan agar aman, sehingga para pejabat pun akan malas untuk ikut serta. Tidak banyak orang yang menonton pelepasan satwa predator ini akan jauh lebih baik sehingga suasana sekitarnya juga akan tenang tanpa mengganggu macan dahan yang akan dilepaskan.
Selama proses itu saya beralih menjadi petugas dokumentasi untuk mengambil photo dan video. Kawan-kawan yang lain sibuk mengangkat kandang dari mobil menuju lokasi yang sudah ditentukan, lainnya sibuk menutup samping kanan dan kiri kandang dengan semak dan potongan ranting agar macan dahan tidak berbalik ke belakang kandang dimana kami semua berdiri disana, dan ada yang membuat jalur terbuka di depan kandang sambil diberi umpan. Saya meletakan handycamp dalam kondisi sudah siap digunakan dan diletakkan di pohon, dokumentasi diambil dari tiga sisi, samping, belakang dan depan kandang.

Pintu kandang kami buka dengan menggunakan tali yang ditarik dari jarak jauh sehingga pintu membuka keatas dan kami semua bersembunyi di belakang kandang yang telah ditutup dengan semak dan ranting pohon. Saat pintu dibuka, macan dahan belum mau keluar, setelah terdengar bunyi tembakan keatas sekali, macan dahan langsung melompat keluar dan lari menghilang di depan kandang.

Hal yang paling membahagiakan buatku bila diberi kesempatan untuk menolong satwa liar yang terluka, sakit dan menderita kemudian berhasil mengembalikan lagi ke rumahnya yang alami di hutan dalam kondisi sehat dan aman sehingga diharapkan dapat menjalankan fungsinya kembali dalam ekosistem hutan.